Cerita Budi Sudarsono: Membuat Ssb Gratis, Berkaca Dari Pengalaman Masa Kecil

Sedang Trending 13 jam yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Berkaca dari masa lalunya nan tak bisa masuk sekolah sepak bola (SSB) di Kediri, Jawa Timur, sekarang Budi Sudarsono mendirikan SSB di area Cibubur, Jakarta Timur, nan tidak dipungut biaya sama sekali namalain gratis.

Masih ingat Budi Sudarsono? Bagi pecinta Timnas Indonesia, Budi Sudarsono bukanlah nama nan asing. Pada masa jayanya, Budi merupakan salah satu striker terbaik nan dimiliki Indonesia.

Julukannya seram, ialah "Si Piton". Ia dijuluki seperti itu lantaran bisa menggiring bola sembari meliuk-liuk sebelum akhirnya menjebol gawang lawan.

Dalam kurun waktu 2001 hingga 2010, dia datang 47 kali bareng Skuad Garuda dengan torehan 16 gol. Termasuk empat gol nan menjadikannya top scorer Piala AFF 2008.

Untuk di level klub, Budi Sudarsono juga top. Ia ikut membawa Persija Jakarta juara Divisi Utama Liga Indonesia 2001 dan melakukan perihal nan sama berbareng Persik Kediri pada 2006.

Tak lagi jadi bintang lapangan hijau, legenda nan sekarang berumur 45 tahun tak lantas berlalu begitu saja dari bumi nan telah melambungkan namanya ke langit ketujuh.

Berita video mantan striker Timnas Indonesia, Budi Sudarsono, berikan komentarnya mengenai kesempatan Skuad Garuda meraih poin saat berhadapan dengan Timnas Jepang nan berjalan pada Jumat (15/11/2024).

Yuk gabung channel whatsapp Universodelibros.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Merintis SSB, Tak Dipungut Biaya

Lama tak muncul, sosok kelahiran Kediri, Jawa Timur, 19 September 1979, datang membawa berita baru. Via kanal YouTube PODSEA belum lama ini, Budi Sudarsono tengah sibuk dengan SSB nan dirintisnya dua bulan terakhir.

"Di rumah ada SSB untuk hiburan. Jadi untuk anak usia 12 tahun ke bawah. Memang buat intermezo saya, lantaran kami belum ada melatih di mana-mana sehingga saya bikinlah itu," kata Budi Sudarsono nan mengantongi lisensi kepelatihan A.

Menurut Budi Sudarsono, setiap anak nan mengikuti SSB miliknya tak dipungut biaya. Dia apalagi kudu mengeluarkan biaya untuk pembimbing lainnya.

"Enggak ada biayanya sama sekali. Ketika dia masuk juga enggak perlu bayar. Saya juga bayar pembimbing di situ. Dia hanya beli bola. Terpenting tidak telat. Kalau telat semenit alias berapa menit, dia bayar Rp10 ribu sebagai hukuman," imbuhnya.

"Karena jika biasanya latihan di SSB-SSB nan berbayar itu, setiap kali latihan itu bayar Rp10 ribu. Tapi di saya gratis. Cuma jika telat malah bayar. Enak mana? Mau telat alias bayar?" ujarnya.

Ikut Melatih saat Senggang

Meski tak ikut melatih, Budi Sudarsono menyempatkan diri datang memandang perkembangan anak-anak asuhnya jika sedang tak sibuk.

"Makanya saya ambil pelatih. Ketika saya kosong, baru ke lapangan. Lapangan pun enggak bayar. Kebetulan lapangannya juga enggak bayar lantaran punya teman, perumahan gitu nan belum dipakai," ujar Budi Sudarsono.

"Kalau untuk anak-anak, saya menekankan gimana disiplin. Jadi bukan dia dituntut untuk menang dan sebagainya, enggak seperti itu. nan krusial dia menikmati dan disiplinnya kudu tinggi," kata Budi Sudardono.

Kalau kelak melatih klub, apakah SSB bubar? "Enggak juga. Kan sewa pelatih. Walaupun belum bisa bayar pakai uang, kami bayar pakai sepatu," katanya sembari tertawa ngakak.

"Yang krusial anak-anak senang sepak bola, terus enggak ada tuntutan. Anak-anak seumuran segitu kan memang enggak dituntut berprestasi. Bagaimana mereka bisa senang, karena kami mengajarkan nomor satu bukan sepak bola. Jadi nomor satu di luar sepak bola, ialah disiplin, karakter, dan sopan santun," lanjutnya.

Berkaca dari Masa Kecil di Kediri

Budi Sudarsono membikin SSB serba-gratis dan belum punya nama serta media sosialnya lantaran latar belakangnya sewaktu tetap mini di Kediri.

"Saya belajar dari pengalaman ya, dari mini di tempat saya itu SSB enggak ada. Terus nan mengajari enggak ada. Ada pun sangat jauh dan bayarnya enggak mampu," ujar Budi Sudarsono.

"Sepak bola, saya kan punya ilmunya. Sedikit banyak ya keluarkanlah ilmu-ilmu walaupun gratis. nan krusial anak-anak menikmati sepak bola," pungkasnya.