SEBANYAK 12.934 ekor hewan ternak berupa sapi pangkas dan sapi perah di Jawa Timur terinfeksi penyakit mulut dan kuku alias PMK. Laporan kondisi PMK di Jatim itu berasas info Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) milik Kementerian Pertanian RI nan tercatat sejak 1 Desember 2024 hingga 13 Januari 2025.
Berbagai penanganan nan telah dilakukan terhadap 12.934 ekor sapi terjangkit PMK, sebanyak 8.500 ekor sapi sedang proses pengobatan, 3.473 ekor sudah sembuh alias recovery, lampau sebanyak 689 ekor mati, dan 272 ekor dipotong paksa.
“Semua pihak, seperti pengelola pasar hewan maupun penjual untuk bersama-sama menjaga sterilisasi ternak dari virus PMK,” kata Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono di Surabaya, Rabu (15/1).
Upaya pencegahan lain nan dilakukan Pemprov Jatim adalah terus menyalurkan vaksin PMK kepada peternak. Adhy menyebut kesiapan vaksin PMK pada Januari 2025 ini sebanyak 12.500 dosis nan merupakan support Kementerian Pertanian.
Namun, lanjut Adhy, Pemprov Jatim bakal mengalokasikan APBD untuk menganggarkan vaksin PMK mengingat kebutuhannya nan cukup banyak.
“Yang sudah diberikan ke masyarakat 25.000 dosis vaksin. Bulan depan kita juga bakal ada tambahan 1,4 juta dosis vaksin dari Kementan. Kekurangannya kita bakal membeli lagi dan untuk peternakan nan sudah besar, semua sepakat bakal dilakukan pengobatan secara mandiri,” jelasnya.
Selain itu Adhy juga menegaskan agar lampau lintas hewan ternak antardaerah lebih diperhatikan agar menjamin kebersihan dan kesehatan hewan ternak.
“Pintu-pintu nan kudu kita jaga adalah lampau lintas antarprovinsi. nan boleh masuk hanya nan sudah divaksin. Jadi ini minta kesadaran kepada pemilik sapi untuk tetap waspada, ikuti kebijakan pemerintah,” ungkapnya. (FL/J-3)