RUAM kulit merupakan kondisi nan dapat dialami oleh siapa saja, ditandai dengan peradangan dan perubahan warna pada kulit. Umumnya, ruam kulit tidak berbahaya. Namun, pada beberapa kasus, ruam kulit bisa jadi indikasi penyakit berbahaya, seperti infeksi HIV.
Gejala nan sering muncul meliputi rasa gatal, timbulnya benjolan, kulit mengelupas, bersisik, alias mengalami iritasi. Penyebabnya beragam, mulai dari alergi, pengaruh samping penggunaan obat alias produk kosmetik, hingga penyakit tertentu seperti jangkitan HIV.
Ruam kulit akibat jangkitan HIV
Ruam kulit sering dialami oleh pengidap HIV, namun jika ruam ini disebabkan oleh alergi terhadap obat anti-HIV, kondisi tersebut dapat menakut-nakuti jiwa.
Umumnya, ruam kulit pada pengidap HIV muncul dalam dua bulan pertama setelah terinfeksi virus. Gejala ruam ini mirip dengan ruam kulit pada umumnya, seperti rasa gatal, area datar berwarna merah, dan benjolan mini melingkar di sekitarnya. Pada perseorangan berkulit gelap, ruam condong berwarna keunguan.
Perbedaan utama antara ruam biasa dan ruam akibat jangkitan HIV terletak pada lokasinya. Ruam HIV umumnya muncul di bagian atas tubuh, seperti dada, wajah, serta pada tangan dan kaki, dan sering kali disertai sariawan.
Penyebab ruam kulit pada kasus jangkitan HIV
Pada tahap awal jangkitan HIV, ruam sering kali disertai indikasi lain, seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, diare, demam, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Gejala ini biasanya mereda dalam waktu dua minggu.
Selain menjadi tanda awal infeksi, ruam kulit pada pengidap HIV juga dapat disebabkan oleh pengaruh samping pengobatan. Beberapa obat HIV diketahui dapat memicu timbulnya ruam, yaitu:
- Protease inhibitors (PIs), seperti amprenavir dan tipranavir.
- Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI), seperti abacavir.
- Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NNRTIs), seperti nevirapine.
Beberapa ruam kulit akibat jangkitan HIV berkarakter ringan dan tidak berbahaya. Namun, jika ruam disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat anti-HIV, kondisinya bisa serius dan memerlukan penanganan segera. Reaksi alergi ini dapat memicu sindrom Stevens-Johnson alias apalagi necrolysis epidermal toxic.
Penanganan ruam kulit pada jangkitan HIV
Pengidap HIV dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan master jika mengalami ruam kulit nan disertai pembengkakan pada wajah dan lidah, sensasi nyeri pada kulit, alias munculnya luka melepuh di sekitar mata, mulut, hidung, alias area kulit lainnya.
Dokter bakal melakukan pemeriksaan terhadap ruam tersebut dan memberikan penanganan nan sesuai kondisi dan indikasi nan muncul pada setiap pasien.
(Kemenkes/Alodokter/Z-9)