Wacana Kemensos Bangun Sekolah Rakyat Dinilai Tidak Efisien

Sedang Trending 6 hari yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Direktur Pusat Kajian Kurikulum Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi Universitas Negeri Semarang (UNNES) Edi Subkhan menilai bahwa wacana pembangunan Sekolah Rakyat yang digagas oleh Kementerian Sosial sebagai upaya memberikan pendidikan cuma-cuma bagi pelajar dari golongan kurang bisa dan miskin ekstrem adalah langkah nan tidak efisien.  

"Saya pikir ini idenya terlihat populis alias pro rakyat, tapi kok di sisi nan lain kurang efisien dan juga kurang memperhatikan keberagaman," kata dia saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 Januari 2025.  

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Edi menyarankan agar sekolah negeri nan ada saat ini dikelola dengan baik oleh pemerintah sehingga dapat menampung siswa dari family kurang mampu. Jika siswa dari golongan tersebut tidak dapat diterima di sekolah negeri lantaran kuota penuh, dia mengusulkan agar mereka dialihkan ke sekolah swasta dengan biaya pendidikan nan sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah, daripada membangun sekolah baru seperti Sekolah Rakyat.

"Kalau kelasnya sudah penuh, dia secara administratif bisa dibantu, ditolong dengan dimasukkan ke sekolah nan sudah ada termasuk swasta dengan langkah memberikan beasiswa, itu lebih masuk akal," ujar dia.  

Pasalnya, jika mau membangun sekolah baru, maka ada beberapa perihal nan kudu menjadi perhatian. Kata Edi, termasuk soal anggaran untuk pembangunan gedung, penyediaan infrastruktur, serta kebutuhan bakal tenaga pengajar.  

Selain itu, Edi juga mengatakan pada dasarnya tidak mudah untuk membujuk anak-anak kelas bawah mengikuti pendidikan formal. Karena itu perlu menciptakan model belajar nan lebih variatif untuk merespons kebutuhan dari anak-anak tersebut.

"Di bumi aktivisme pendidikan sebenarnya banyak nan bereksperimen dan mengembangkan model-model pendidikan untuk kelas bawah, seperti pendidikan alternatif, rumah singgah, dan seterusnya, nggak bisa satu model sebenarnya," tutur Edi.

Sebelumnya, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan Kementerian Sosial segera membikin Sekolah Rakyat (SR). Tujuannya, membantu pelajar dari golongan tidak bisa dan miskin ekstrem bisa berguru secara gratis.  

Untuk merealisasikannya, Kemensos meminta support Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. “Perintah Pak Presiden Prabowo agar kami membangun Sekolah Rakyat,” kata Saifullah ketika berbincang dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, di instansi Kemendikdasmen dalam keterangan resmi, Selasa, 7 Januari 2025.  

Perintah pembentukan Sekolah Rakyat disampaikan Presiden Prabowo saat rapat koordinasi pemberdayaan masyarakat di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, 3 Januari 2025. Gus Ipul, sapaan Saifullah, mengatakan pembentukan Sekolah Rakyat tentu kudu bekerja-sama dan berkoordinasi dengan Kemendikdasmen.  

Sekolah Rakyat nan bakal dibangun nantinya menyerupai sekolah pondok (boarding school) sehingga tidak hanya cuma-cuma dan berkualitas, namun juga bisa menjamin asupan gizi para siswanya. “Tujuan utama Sekolah Rakyat untuk memutus mata rantai kemiskinan. Jika orang tuanya miskin, jangan sampai anaknya jadi miskin. Ini kudu diputus dengan menyekolahkan mereka,” kata Gus Ipul.