KEGIATAN Mudik Nasional Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru 2024/2025) telah melangkah dengan lancar. Kementerian Perhubungan memperkirakan lebih kurang 110 juta orang melakukan perjalanan libur Nataru 2024/2025, 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.
Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada pun merilis survei wawancara guna mengukur persepsi masyarakat pelaku perjalanan terhadap beragam kebijakan transportasi pada Nataru 2024/2025.
Kepala Pustral UGM, Ikaputra mengatakan, secara umum jumlah responden nan menjawab Puas dan Sangat Puas mencapai 86%, sedangkan nan menjawab Tidak Puas sebesar 1,6% dan sebanyak 11,3% menjawab Netral.
"Indeks Kepuasan Pengguna Transportasi mencapai nilai 4.39 (88,28% dari skor maksimum) alias berada di kategori Sangat Puas," terang dia dalam Rilis Survei Nasional Persepsi Publik Terhadap Penyelenggaraan Transportasi Pada Masa Libur Natal 2024 & Tahun Baru 2025 di Hotel UC UGM, Jumat (10/1).
Indeks tertinggi dicapai pada aspek Keamanan di sarana pikulan umum dengan nilai 4,6 (92,31% dari skor maksimum), sedangkan indeks terendah pada aspek Sosialisasi Keselamatan dengan nilai 4,2 (83,56% dari skor maksimum).
Kepuasan Pengguna Transportasi berasas moda memperlihatkan indeks kepuasan tertinggi dicapai moda kereta api dengan nilai 4,6 (92,59% dari skor maksimum). Kepuasan tersebut khususnya ditujukan dalam perihal penemuan jenis layanan, ketepatan waktu dan kemudahan informasi. Nilai kepuasan terendah didapat oleh moda bus dengan nilai 4,2 (83,98% dari skor maksimum), khususnya dalam perihal jasa petugas, sosialisasi keselamatan dan kemudahan informasi.
Survei ini juga memotret beberapa hal, misalnya kemudahan memperoleh tiket (kereta api, ASDP), ketepatan waktu dan keterjangkauan tarif (angkutan udara), kualitas jalan dan pengaturan lalulintas (angkutan jalan/kendaraan pribadi), adanya perantara (ASDP), serta kebersihan dan kenyamanan ruang tunggu dan sarana (angkutan laut).
Dalam survei ini juga ditanyakan sikap/pandangan pengguna jasa transportasi terhadap beberapa kebijakan pemerintah mengenai kebijakan dan program pada periode Nataru 2024/2025, seperti penyelenggaraan mudik cuma-cuma hingga kebijakan penurunan tiket pesawat.
"Hasil survei memperlihatkan sebanyak 89,7% responden mendukung kebijakan tersebut (penurunan tiket pesawat)," terang dia.
Ikaputra mengatakan, seluruh parameter penilaian dinyatakan sah dan reliabel berasas hasil uji validitas dan reliabilitas. Survei wawancara ini mengambil sampel responden sebesar 5.804 dengan margin of error 1,35%.
Survei dilakukan di 7 provinsi nan diproyeksikan mewakili kurang lebih 62% tujuan pelaku perjalanan nan terjadi pada momen Nataru 2024/2025 pada lebih kurang 37 simpul transportasi dan titik ruas jalan nan berada di masing-masing provinsi pada 29 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025 nan diprediksi menjadi puncak pergerakan (mobilisasi) masyarakat.
Pelaksana tugas Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI, Ahmad Yani mengatakan, pihajnnya telah menyiapkan kebijakan agar Mudik Nataru melangkah lancar. Hasilnya, tidak ada antrean nan panjang di Pelabuhan Merak dan Bakauheni. Pihaknya pun telah melayani ramp check hingga lebih dari 30 ribu kendaraan.
Saat Lebaran
Pihaknya juga mencatat, pengguna jalan tol saat libur Nataru mengalami penaikan di atas 30% dari hari-hari biasa. Peningkatan pengguna jalan tol bakal jauh lebih tinggi saat lebaran, nan bisa mencapai 300% dari hari-hari biasa.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio juga mengingatkan agar pemerintah tidak sigap puas lantaran ujian transportasi sebenarnya bakal terjadi saat libur lebaran. "Jumlah kendaraan saat Nataru memang tidak sedahsyat lebaran," kata dia
Ia pun menyoroti persoalan berulang pada kasus kecelakaan di jalan raya. Agus juga mengingatkan agar PT KAI berhati-hati dalam menerapkan sistem perjalanan langsung (direct train) Jakarta-Yogyakarta.
Pasalnya, kerja masinis menjadi lebih lama dan lebih lelah. Dari nan semestinya tukar masinis 4 jam, sedangkan perjalanan Jakarta-Yogyakarta ditempuh sekitar 6 jam tanpa berhenti.
Rektor UGM Ova Emilia menegaskan, survei nan dilakukan oleh Pustral menunjukkan komitmen UGM dalam mengembangkan pengetahuan nan berakibat kepada masyarakat.
"Melalui kajian ini, kita dapat mengetahui efektivitas kebijakan dan jasa transportasi di Indonesia," terang dia. Pasalnya, tansportasi publik menjadi prioritas bagi pembangunan bangsa. (N-2)