Tsunami Aceh 2004: Tragedi, Ketabahan, Dan Kisah Inspiratif Melalui Film

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
 Tragedi, Ketabahan, dan Kisah Inspiratif Melalui Film Tragedi Tsunami Aceh 2004 diabadikan melalui monumen, museum, dan karya seni, termasuk dua movie inspiratif, Hafalan Shalat Delisa (2011) dan Aceh: Beyond the Tsunami (2017). (freepik)

TSUNAMI Aceh merupakan salah satu musibah alam terbesar nan tercatat dalam sejarah Indonesia. Terjadi pada 26 Desember 2004, tsunami ini menimbulkan kerusakan bentuk nan luar biasa dan korban jiwa nan cukup tinggi.

Lebih dari 200.000 nyawa melayang, meninggalkan luka mendalam bagi family korban, dan memberikan akibat emosional nan sangat besar bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kejadian ini mengguncang bumi dan menjadi pengingat bakal kekuatan alam nan luar biasa.

Selain dikenang melalui monumen, tempat peringatan, dan museum, peristiwa tsunami Aceh juga diperingati melalui karya seni, salah satunya lewat film. 

Dua movie nan terinspirasi tragedi tsunami Aceh

Hafalan Shalat Delisa (2011)

Film Hafalan Shalat Delisa merupakan salah satu movie nan terinspirasi dari kisah seorang anak nan selamat dari tsunami aceh 2004. 

Film ini bercerita tentang Delisa (Chantiq Schagerl), seorang gadis mini nan ceria, tinggal di Lhok Nga, sebuah desa mini di pantai Aceh. Sebagai anak bungsu, dia sangat dekat dengan ibunya dan ketiga kakaknya. Delisa menghabiskan hari-harinya dengan bersekolah, bermain bola, dan belajar mengaji. Ia bercita-cita mendapatkan bingkisan kalung bertuliskan huruf "D" dari ibunya setelah sukses lulus ujian praktek salat, seperti kakak-kakaknya sebelumnya.

Pada 26 Desember 2004, saat Delisa berbareng Ummi bersiap untuk ujian salat, gempa besar mengguncang Aceh, diikuti tsunami nan menghancurkan desa mereka. Tsunami menggulung segala nan ada, termasuk sekolah dan rumah mereka. Delisa, nan semula tidak takut, terjebak dalam kehancuran tersebut, sementara Ummi dan kakak-kakaknya hilang, dan ratusan ribu nyawa melayang di Aceh serta wilayah Asia Tenggara lainnya.

Delisa sukses diselamatkan Prajurit Smith (Mike Lewis) setelah berhari-hari dalam keadaan tak sadarkan diri. Namun, lantaran luka parah, kaki kanannya kudu diamputasi. Meskipun kudu menghadapi kehilangan besar, Delisa menemukan kembali ayahnya, Abi Usman, nan menyelamatkannya. Dengan keikhlasan dan kekuatan hati, Delisa mengajarkan tentang ketabahan dan gimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk bertahan. Walaupun terus merindukan ibunya dan ketiga kakaknya, Delisa tetap berupaya menjadi anak nan baik, ikhlas, dan tetap bermohon untuk mereka nan telah pergi.

Aceh: Beyond The Tsunami (2017)

Aceh: Beyond the Tsunami adalah sebuah movie dokumenter asal Australia nan mengisahkan perjalanan para penyintas tsunami Aceh 2004. Film ini menggali perspektif masyarakat Aceh terhadap musibah luar biasa tersebut, serta gimana mereka sukses menghadapi dan mengatasi akibat nan ditinggalkan oleh peristiwa tersebut.

Melalui cerita 10 penyintas nan berbagi pengalaman mereka, movie ini menceritakan tentang kesedihan, proses penyembuhan, dan perjuangan untuk melanjutkan hidup setelah tragedi. Selain itu, movie ini juga menggambarkan gimana tsunami mengubah wilayah Aceh secara keseluruhan, baik dari segi bentuk maupun sosial, dan gimana masyarakat Aceh beradaptasi dengan perubahan tersebut dalam upaya membangun kembali kehidupan mereka.

Peristiwa Tsunami Aceh 2004 ini dikenang melalui monumen, museum, dan film. Film-film ini menggambarkan kesedihan, proses penyembuhan, dan ketabahan mereka dalam menghadapi akibat tsunami.

Melalui karya-karya ini, kita diingatkan bakal pentingnya solidaritas, ketabahan, dan kesiapan menghadapi bencana, serta menghargai kehidupan dan hubungan dengan alam. Tsunami Aceh tetap menjadi pelajaran berbobot bagi generasi mendatang. (Berbagai Sumber/Z-3)