ANGGOTA Komisi I DPR Jazuli Juwaini mengatakan penembakan nan dilakukan disersi prajurit TNI terhadap sesama prajurit TNI di Bangka Belitung perlu mendapat perhatian.
Ia menilai dalam kasus ini memang posisi eks TNI adalah buron (DPO). Namun, penggunaan senjata oleh eks prajurit tersebut nan menyebabkan prajurit TNI lainnya terluka perlu diselidiki lebih lanjut.
Jazuli meminta Mabes TNI untuk membikin dan menerapkan kebijakan pengawasan nan lebih ketat dalam penggunaan senjata oleh prajurit TNI. Ia mengatakan jangan sampai senjata organik TNI disalahgunakan untuk tindak pidana kejahatan.
"Kami sangat prihatin. Kali ini eks Anggota TNI meletuskan senjata bukan pada tempatnya mengakibatkan personil TNI lainnya terluka. Dalam kasus lain, personil TNI aktif mengakibatkan penduduk sipil tewas seperti dalam kasus penembakan bos persewaan mobil beberapa waktu lalu," kata Jazuli, melalui keterangannya, Rabu (15/1).
Ketua Fraksi PKS itu meminta TNI sungguh-sungguh mengevaluasi prajuritnya khususnya dalam konteks penggunaan senjata secara berkala untuk memastikan kondisi psikologis para prajurit serta kepantasan dalam memegang senjata. Apalagi bagi personil TNI nan disersi kudu lebih tegas dan ketat lagi pengawasannya.
"TNI adalah organ pertahanan nan dipersenjatai. Oleh lantaran itu prajurit TNI haruslah orang-orang pilihan nan matang secara psikologis. Sangat rawan jika prajurit sembarangan menggunakan senjata mengabaikan SOP. Apalagi terjerumus pada tindak pidana kejahatan," terangnya.
Komisi I DPR, lanjut Jazuli Juwaini, bakal meminta laporan pertimbangan serta rencana tindak lanjut kebijakan untuk mencegah dan menertibkan disiplin prajurit sehingga kejadian-kejadian nan mencoreng lembaga TNI ini tidak terjadi lagi.
"Kita minta agar oknum prajurit nan melakukan tindak pidana diproses dan dihukum berat hingga pemberhentian tidak hormat agar memberi pengaruh jera bagi lainnya. Dan nan lebih krusial gimana upaya pencegahan nan dilakukan lembaga agar tidak terjadi lagi," pungkasnya.
Sebelumnya, mantan personil TNI di Belitung, Sertu Hendi menembak seorang personil Subdenpom TNI di Belitung, berjulukan Serma Rendi, pada Minggu (12/1) malam.
Penembakan berasal saat petugas dari Subdenpom TNI hendak menangkap Hendi. Petugas nan bergerak ke letak mengetahui bahwa pelaku berada di dalam rumah. Namun, lampu rumah tiba-tiba dimatikan. Hendi nan menggunakan senjata api tiba-tiba keluar dan langsung menahan Serma Rendi, lampau pergi menggunakan mobil.
"Di perjalanan, saat pelaku sedang menelepon, korban nan disuruh menjadi pengemudi sempat lari, kemudian ditembak dari belakang," kata Komandan Subdenpom Persiapan Belitung, Letda Cpm M Jaka Budi Utama. (J-2)