SISWA berkebutuhan khusus tidak serta merta bisa menerima paket makan bergizi gratis alias MBG lantaran menu nan diberikan tidak sesuai dengan program diet nan mereka jalani sebagaimana rekomendasi tim medis.
Hal itu terungkap berdasar penyelenggaraan program MBG di TK Al-Azhar Tulungagung, Jawa Timur, Senin (6/1). Dari total 200-an siswa di sekolah ini, semua mendapat jatah paket makan bergizi cuma-cuma selain 20 siswa ABK (anak berkebutuhan khusus) lantaran argumen ketidaksesuaian menu nan disajikan dengan batas jenis makanan nan boleh/tidak boleh mereka konsumsi.
"Ada beberapa siswa nan sengaja tidak kami bagikan program ini lantaran siswa tersebut sedang menjalani program diet jenis makanan tertentu," kata Kepala Sekolah TK Al Azhar Tulungagung, Siti Solikah, sebagaimana dilansir dari Antara, Selasa (7/1).
Menurutnya, menu makanan mereka berbeda dengan siswa lain lantaran kudu menghindari jenis makanan nan mengandung tepung. Sementara menu nan disajikan pada hari pertama penyelenggaraan MBG di Tulungagung adalah nasi dengan lauk ayam goreng tepung, tahu bacem, dan oseng wortel buncis.
Selama ini, siswa ABK membawa makanan sendiri dari rumah sesuai dengan program diet nan mereka ikuti. Kebutuhan asupan gizi tiap ABK berbeda sehingga orangtua memutuskan untuk membawakan bekal dari rumah. Pihak sekolah cemas jika menu MBG ini bertentangan dengan program diet nan diikuti siswa.
"Untuk itu bagi ABK tidak kami bagikan, lantaran kami cemas menunya kurang tepat," ujarnya.
Meskipun begitu, Siti mengaku sangat terbantu dengan program MBG ini.
Sebelum ada program tersebut, pihak sekolah selalu memberikan makan siang bagi siswa. Biayanya dimasukkan dalam SPP nan dibayarkan wali murid. Dengan support program ini mereka dapat mengalokasikan biaya tersebut untuk kebutuhan sekolah lain.
"Secara menu program MBG ini juga lebih baik dari nan disediakan sekolah, infonya kelak anak setiap hari dapat susu dan buah," ucapnya.
Sekda sekaligus Plh Bupati Tulungagung Tri Hariadi nan mendapat masukan mengenai temuan itu berjanji untuk menjadikannya pertimbangan penyelenggaraan MBG di Tulungagung selanjutnya. Ia memastikan penyelenggaraan program MBG bakal terus dievaluasi mengikuti dinamika lapangan.
Namun, perihal tersebut bukan menjadi kewenangan pemkab. Dari hasil tinjauan mereka menilai program sudah melangkah sesuai dengan jadwal.
"Tentunya kelak bakal ada evaluasi, tapi itu bukan kewenangan pemkab," jelasnya. (J-3)