SEKOLAH gajah Saree, area Taman Hutan Raya (Tahura) Pocut Meurah Intan, Sare, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh ramai dikunjungi visitor di musim libur Nataru. Sekolah ini menjadi letak penempatan gajah jinak dan pusat latihan gajah lokal.
Gajah-gajah jinak di sekolah tersebut ikut berjasa dalam pencarian dan pemindahan korban tsunami Aceh 2004. Tidak hanya itu, gajah jinak tersebut juga melakukan pembersihan puing gedung dan menjadi perangkat transportasi di lokasi-lokasi terhalang tumpukan sampah gedung nan terbawa tsunami.
"Gajah saja turut membantu kala kondisi darurat tsunami. Dimana hati nurani manusia sekarang doyan merusak kediaman dan memburu gading gajah. Padahal hewan berbelai ini sangat setia. Tapi sekarang terancam langka" tutur Farida Hanum, Mahasiswi FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) kepada Media Indonesia, Sabtu (28/12).
Sejumlah visitor mengaku menjadikan sekolah itu sebagai tujuan wisata untuk membangkitkan kepedulian anak-anak pada gajah nan merupakan hewan nan lindungi undang-undang itu. Di sana, anak-anak juga dapat menunggang gajah jinak dengan dipandu oleh mahot (pawang) gajah.
"Cukup bayar Rp 20.000 per orang sekali naik dan dibawa mengelilingi lapangan dan menyusuri pinggiran rimba Tahura. Kalau menambah Rp 10.000 lagi, juga bisa menyulang makanan pakan dari batang tebu segar sudah dipotong-potong unik disediakan oleh pawang pemandu" tutur Muhammad Habibi siswa kelas tiga SD Asal Kecamatan Indramayu, Kabupaten Pidie Aceh.
Pengunjung nan datang dari beragam kabupaten /kota di Aceh dan luar daerah, seperti dari Kabupaten Pidie, Aceh Besar, Kota Banda Aceh, hingga Kabupaten Aceh Tenggara. Terdapat pula visitor asal luar kota nan sekadar mampir lampau melanjutkan perjalanan ke Tugu Kilometer Nol Indonesia di Pulau Weh, Sabang. (M-1)