Riset Feb Universitas Brawijaya Soroti Kolaborasi Saling Menguntungkan Hilirisasi Di Gresik

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Riset FEB Universitas Brawijaya Soroti Kolaborasi Saling Menguntungkan Hilirisasi di Gresik Hilirisasi mineral di Gresik(MI/Lina Herlina)

KABUPATEN Gresik semakin menjadi perhatian sebagai pusat pertumbuhan hilirisasi mineral nan inklusif dan berkelanjutan. Hal ini terungkap dalam riset terbaru oleh tim pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Riset bertajuk "Laporan Akhir Membangun Kemitraan Antara Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Perusahaan untuk Optimalisasi Manfaat Hilirisasi" ini menyoroti pentingnya kerjasama antara beragam pihak.

Hendi Subandi, peneliti utama dalam riset ini, menjelaskan bahwa PT Freeport Indonesia (PT FI) telah menunjukkan komitmen nyata dalam membangun kerjasama nan saling menguntungkan dengan masyarakat lokal.

“Dengan melibatkan pemerintah desa dan pelaku UMKM, PT FI tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga memberdayakan organisasi lokal melalui beragam program pemberdayaan ekonomi,” ungkap Hendi.

Pemberdayaan Masyarakat dan UMKM Lokal

Hendi memaparkan bahwa PT FI telah membuka kesempatan kerja bagi masyarakat Gresik melalui forum komunikasi Rembuk Akur, nan melibatkan pemerintah desa dari sembilan desa di Ring 1. Forum ini berfaedah sebagai jembatan antara kebutuhan perusahaan dan potensi sumber daya manusia setempat. Hingga saat ini, forum tersebut sukses menarik lebih dari 2.000 pelamar lokal, meskipun tantangan dalam memenuhi standar keahlian tetap menjadi halangan utama.

Selain itu, PT FI juga memberikan prioritas kepada pelaku UMKM dan IKM lokal dalam beragam sektor, seperti konstruksi, katering, keamanan, hingga pengelolaan limbah konstruksi.

“UMKM lokal diberdayakan untuk memenuhi kebutuhan logistik perusahaan, termasuk pembuatan seragam batik unik Gresik untuk tenaga kerja PT FI,” tambah Hendi.

Model Kemitraan Hexahelix

Riset ini menekankan pentingnya model kemitraan hexahelix, nan melibatkan enam tokoh utama: perusahaan hilirisasi, pemerintah daerah, NGO, akademisi, masyarakat dan UMKM, serta media. Melalui pendekatan ini, beragam tantangan dalam proses hilirisasi dapat diatasi secara efektif.

Misalnya, pemerintah wilayah menciptakan izin nan mendukung, akademisi menyusun kurikulum training keterampilan, media mempublikasikan keberhasilan program, dan NGO memfasilitasi perbincangan antara perusahaan dan masyarakat lokal. Kolaborasi ini menciptakan sinergi nan mendukung keberlanjutan operasional perusahaan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Hilirisasi tidak hanya memberikan faedah ekonomi, tetapi juga akibat sosial nan signifikan bagi masyarakat lokal,” jelas Hendi.

Rekomendasi Strategis untuk Hilirisasi Berkelanjutan

Penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi strategis, seperti pendanaan untuk Sentra IKM Songkok Kemuteran dan Sentra IKM Mesin Logam Pelemwatu Menganti. Kedua sentra ini dapat menciptakan kesempatan lebih besar bagi UMKM untuk terlibat dalam rantai pasok industri smelter. Selain itu, training keahlian bagi masyarakat lokal perlu diperkuat agar memenuhi kebutuhan industri.

PT FI juga memanfaatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE sebagai pusat penemuan untuk memberdayakan UMKM lokal, sehingga mereka bisa bersaing dalam rantai pasok industri besar.

“Kami memandang potensi besar dari UMKM lokal, namun mereka memerlukan support agar dapat memenuhi standar perusahaan besar seperti PT FI,” tutup Hendi.

Riset ini menunjukkan bahwa kerjasama nan terjalin antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat dapat menciptakan ekosistem industri nan inklusif dan berkelanjutan.

Dengan pendekatan nan tepat, hilirisasi tidak hanya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. (RO/Z-10)