INSIDEN keamanan siber nan dialami beragam sektor di Indonesia sepanjang 2024 menggambarkan ragam dan gelombang ancaman siber nan terus meningkat, mulai dari web defacement, serangan malware dan ransomware, data breach, hingga corak peretasan lainnya.
Kepala Badan Siber & Sandi Negara Hinsa Siburian menyatakan pada periode Januari hingga November 2024 terdapat lebih dari 189 juta total aktivitas anomali trafik di Indonesia.
Dari beragam sektor upaya dan industri nan terdampak ancaman itu, small-medium sized enterprises (SMEs) alias upaya mini menengah (UKM) menjadi salah satu lini upaya nan tengah menghadapi tantangan serupa. Menyadari kebutuhan UMKM dalam melindungi aset digital, PT ITSEC Asia Tbk (CYBR), bekerja sama dengan XL Axiata Company dan Hypernet Technologies, memperkenalkan IntelliBron, solusi keamanan siber inovatif untuk melindungi sistem digital SMEs.
"Dengan menggandeng Defend IT360 sebagai mitra strategis, IntelliBron menjawab kerentanan siber pada SMEs serta memperkuat prasarana siber mereka terhadap ancaman digital," ungkap Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk Joseph Edi Hut Lumban Gaol, di Jakarta, Senin (23/12).
Ia mengatakan salah satu tantangan terbesar UMKM dalam membentuk keamanan siber ialah keterbatasan tenaga mahir keamanan siber, anggaran terbatas, serta kurangnya pemahaman pada akibat serangan siber.
"Dengan lebih dari 189 juta anomali siber nan terdeteksi di Indonesia pada 2024 dan potensi peningkatan ancaman siber, urgensi pembangunan prasarana keamanan digital pada beragam industri sangat penting, untuk organisasi berskala besar, kecil, dan individu," ujar Joseph.
Dirancang untuk kebutuhan UMKM, lanjut dia, IntelliBron menggabungkan teknologi modern, efisiensi biaya, dan kemudahan penerapan guna memberikan sistem pertahanan komprehensif bagi UMKM berbagai industri. Sebab, teknologi ini mempunyai fitur inovatif untuk mendeteksi ancaman dengan dua perihal utama. Pertama, Bellatrix Monitoring Dashboard ialah sistem terpusat nan memungkinkan analis keamanan siber memantau, menganalisis, dan mencatat aktivitas mencurigakan secara real-time.
Kedua, Rigel Network Threat Detector ialah hardware nan dipasang dalam jaringan SMEs untuk memonitor, menganalisis, dan mendeteksi aktivitas anomali, baik dari internal maupun eksternal.
"Keduanya bekerja terintegrasi mendeteksi serta merespons ancaman dan aktivitas digital mencurigakan secara real-time," tutup Joseph.
Head of R&D PT ITSEC Asia Tbk Rasyid Sahputra menambahkan salah satu fitur unggulan IntelliBron adalah integrasi teknologi kepintaran buatan (AI) dan machine learning.
"Teknologi ini memungkinkan IntelliBron membedakan aktivitas upaya dan potensi ancaman siber. Sistem berbasis AI ini mendeteksi anomali, dan memberikan rekomendasi langkah mitigasi bagi SMEs, meski mereka tidak mempunyai tim keamanan siber khusus," terangnya.
Rasyid menjelaskan IntelliBron berfaedah juga layaknya CCTV digital untuk jaringan perusahaan nan bisa mendeteksi aktivitas mencurigakan berasas info base ancaman dan secara instan memberikan notifikasi sehingga memungkinkan penggunanya mengambil tindakan pencegahan.
Teknologi machine learning nan disematkan pada sistem juga membikin IntelliBron beradaptasi dengan beragam ancaman baru dan memberikan perlindungan bergerak pada cyber threats nan terus berkembang.
"Teknologi IntelliBron juga bisa jadi solusi irit biaya bagi SMEs. Kami minta teknologi ini mendukung SMEs di Indonesia dalam membangun prasarana keamanan siber nan handal dan memungkinkan mereka terus berkembang di era digital," pungkas Rasyid. (H-2)