Presiden Mulino Tanggapi Trump Yang Ingin Rampas Terusan Panama

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Presiden Mulino Tanggapi Trump nan Ingin Rampas Terusan Panama Presiden terpilih AS Donald Trump.(Media sosial X)

PRESIDEN terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Minggu (22/12) mengatakan bahwa dia bakal menuntut pengembalian sigap Terusan Panama ke kepemilikan AS akibat tingginya biaya nan dikenakan untuk melintasi kanal tersebut.

Terusan Panama adalah jalur air buatan di wilayah Panama, Amerika Tengah, nan melintasi Tanah Genting Panama di titik terendah,
menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik. Terusan ini merupakan salah satu jalur transportasi paling krusial di dunia.

Trump menegaskan Terusan Panama sangat krusial bagi perdagangan AS, serta untuk pengerahan sigap angkatan laut AS di Samudra Atlantik dan Pasifik. Ia juga menyebut bahwa AS merupakan pengguna terbesar terusan tersebut, menyumbang lebih dari 72% dari total lampau lintas melalui terusan.

Presiden Panama Jose Raul Mulino mengatakan Terusan Panama sepenuhnya dimiliki oleh Panama berasas perjanjian tahun 1977, dan kedaulatan negara tersebut tidak dapat dinegosiasikan,

"Setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik Panama dan bakal terus begitu. Kedaulatan dan kemerdekaan
negara kami tidak dapat dinegosiasikan," tegas Mulino.

"Perjanjian Torrijos-Carter tahun 1977 menyepakati pembubaran Zona Terusan nan lama, mengakui kedaulatan Panama dan pengalihan penuh
Terusan kepada Panama, nan diselesaikan pada 31 Desember 1999. Sebentar lagi, kami bakal merayakan peringatan 25 tahun pengalihan tersebut," lanjutnya.

Menurut Mulino, dia berkomitmen untuk menjaga hubungan baik dan penuh rasa hormat dengan pemerintahan baru AS. Namun, ketika berbincang tentang terusan dan kedaulatan Panama, seluruh rakyat berasosiasi di bawah satu bendera, ialah bendera Panama.

Mulino menambahkan tarif kanal bukanlah hasil dari kehendak sepihak,melainkan ditentukan secara terbuka dan transparan dengan mempertimbangkan kondisi pasar, persaingan internasional, biaya operasional, serta kebutuhan pemeliharaan dan modernisasi jalur air antar samudra tersebut.

"Dengan langkah inilah kami sukses memperluas Terusan pada tahun 2016... Terusan ini tidak berada di bawah kendali, baik langsung maupun tidak langsung, dari Tiongkok, Uni Eropa, Amerika Serikat, alias kekuatan lain mana pun," ujar dia. (Sputnik-OANA/P-3)