Pentingnya Seribu Hari Kehidupan Bagi Ibu Yang Tengah Mengandung

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Pentingnya Seribu Hari Kehidupan Bagi Ibu nan Tengah Mengandung (MI/DESPIAN)

AIR mata Fuji Astuti mengalir membasahi pipi dan bibirnya. Sementara tangannya mengelus perut nan memunjung. Bibirnya merapal syukur atas hidayah jabang bayi nan berada di kandungannya. Perasaan senang silih berganti datang dengan rasa cemas. Tidur nan kurang nyenyak disertain tubuh nan pegal-pegal sudah bukan perihal baru nan dialami wanita 29 tahun ini. Ini adalah kehamilan ketiga bagi Fuji.  

Sejak mengetahui kehamilannya, Fuji berkeinginan menebus kesalahan. Belajar dari pengalaman membesarkan anak kedua nan terindikasi stunting, Fuji sadar untuk lebih banyak menyerap info pola pengasuhan untuk melawan stunting dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya.

Dengan determinasi tinggi Fuji mendatangi Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Widya Bahari. Di sana dia mengikuti sesi sosialisasi Seribu Hari Pertama Kehidupan, nan diselenggarakan oleh PHE OSES dan PKK Kelurahan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Bersama ibu-ibu mengandung lainnya, Fuji belajar dan berbagi pengetahuan mengenai masa terpenting pertumbuhan anak, ialah rentang waktu seribu hari pertama kehidupan.

Melalui pendekatan 'Emo Demo', singkatan dari emotional demonstration, Perkumpulan Promotor dan Pendidik Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) membujuk peserta untuk memahami dan mengingat pesan-pesan kesehatan dengan langkah nan menyenangkan. 

Selain itu, juga ditampilkan demonstrasi pemberian ASI eksklusif, dan pemaparan kiat-kiat membikin makanan sehat, nan sarat asupan unsur besi dan nutrisi lainnya bagi ibu hamil.

Yang paling berkesan bagi Fuji ada di sesi terakhir. Saat penyedia membagikan kartu sesuai usia kehamilan para peserta. Ia menerima kartu dengan sampul depan bergambar ilustrasi bayi berumur 9 bulan.

Mata Fuji menerawang, menembus jauh kartu putih nan dipegangnya erat. Kartu ini bagai jendela, nan mengizinkannya mengintip sejenak ke dalam uterus. Di kembali ilustrasi janin berumur 36 minggu, sebuah tempat disediakan untuk menulis angan dan angan untuk sang buah hati. Fuji menuliskan sejumput angan di sana.

“Sembilan bulan Mama mengandung kamu, Nak, dengan penuh perjuangan dan air mata. Do’a ibu buat kamu, semoga Anda selalu sehat ya. Jadilah anak nan pandai dan senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Doa Mama selalu menyertai Anda di mana pun Anda bakal berada nanti. Amin.”

Dua bulan berlalu sejak Fuji menuliskan angan dan angan untuk calon bayinya. Lahir dengan berat 3,5 kilogram dan panjang 49 cm, putri ketiga Fuji ini tumbuh sehat dan bebas indikasi stunting. Fuji tak henti merapal syukur atas hidayah nan dititipkan kepadanya.

Bagi Fuji, makna sosok ibu lebih dari sekedar kodrat seorang perempuan. “Menjadi ibu artinya pekerjaan sepanjang hayat, dengan ganjaran nan tiada henti,” tandas Fuji. (S-1)