Pengamat Politik Unpar: Prabowo Maafkan Koruptor Bertentangan Dengan Pidato Pemberantasan Korupsi Yang Pernah Disampaikan

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Akhir-akhir ini ramai wacana Presiden Prabowo maafkan koruptor. Pernyataan nan disampaikan di hadapan mahasiswa Indonesia Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, pada Rabu, 16 Desember 2024, justru menuai polemik.

“Saya Minggu ini dalam rangka memberi kesempatan untuk tobat. Hey para koruptor alias nan pernah mencuri, jika kembalikan nan kau curi bakal saya maafkan,” kata Prabowo, dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis 19 Desember 2024.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan Prabowo dirasa tidak sesuai dengan pidato pertamanya saat dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia. Menurutnya, langkah pertama memberantas korupsi adalah dengan pemberian contoh dari para pemimpin. Ia juga menambah, kudu ada langkah penegakan norma nan tegas dan keras.

Pengamat Politik Universitas Parahyangan (Unpar) Kristian Widya Wicaksono mengungkapkan perihal ini berpotensi bertentangan dengan pidato mengenai pemberantasan korupsi. Ia menjelaskan, ini berisiko melemahkan kepercayaan masyarakat terhadap komitmen pemberantasan korupsi.

“Wacana Prabowo tentang pengembalian biaya hasil korupsi secara diam-diam berpotensi bertentangan dengan prinsip nan dia sampaikan dalam pidatonya mengenai pemberantasan korupsi. Pendekatan diam-diam dapat melemahkan prinsip akuntabilitas publik dan memberikan kesan bahwa korupsi bisa "dimaafkan" tanpa akibat norma nan jelas,” kata dia saat dihubungi Tempo.co, Sabtu, 21 Desember 2024.

Kristian menyebut sistem seperti ini dapat merusak upaya membangun budaya antikorupsi nan kuat. Namun, jika dimaksudkan sebagai langkah taktis untuk mempercepat pemulihan kerugian negara tanpa menghapus proses norma dan akibat bagi pelaku,  ini tetap sejalan.

“Untuk memastikan konsistensi dengan prinsip pemberantasan korupsi nan dia gaungkan, Prabowo perlu menjelaskan lebih lanjut gimana pendekatan ini bakal diatur dalam kerangka norma nan transparan dan adil, sehingga tetap memenuhi tujuan keadilan sosial, menciptakan pengaruh jera, dan nan terpenting adalah menjaga kepercayaan publik sebagai fundamen kita dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Ketua Umum Partai Gerindra itu juga sempat menyatakan ketegasannya terhadap pelaku korupsi. Misalnya pada Maret lalu, dia tidak bakal berdiskusi dengan perilaku korupsi, dan tidak gentar menghadapi koruptor saat pemerintahannya nanti.

Berlanjut, Agustus silam, Prabowo tegas memberikan komitmennya dalam pemberantasan korupsi di Indonesia. Tahun 2019, dia apalagi menyebut bakal mengirimkan pasukan unik untuk mengejar koruptor nan melarikan diri, sekalipun ke Antartika. 

“Walaupun mereka lari ke Antartika, saya bakal mengirim pasukan unik untuk mencarinya di sana,” kata dia.

Walaupun demikian, ada beberapa pihak nan justru mendukung langkah awal Prabowo sebelum bersih-bersih. Misalnya MUI nan menyebut perihal tersebut adalah terobosan norma nan cukup berani dan simpatik. 

Wacana Prabowo maafkan koruptor ini, oleh beberapa pihak dinilai tidak sejalan dengan cita-cita pemberantasan korupsi. Hal ini tetap menuai penolakan dari sejumlah pihak, walaupun Prabowo menyebut kesempatan tersebut hanya dalam minggu alias bulan-bulan ini saja.

Hendrik Khoirul Muhid berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.