Penemuan "dunia Yang Hilang", Peneliti Ungkap Adanya Struktur Misterius Di Mantel Bumi

Sedang Trending 3 hari yang lalu
Penemuan Dengan menggunakan model baru, para peneliti mengungkap zona-zona di mantel bawah Bumi tempat gelombang seismik bergerak.(MI/Sebastian Noe/ETH Zurich)

PARA intelektual dari ETH Zurich dan California Institute of Technology (Caltech) menemukan struktur misterius di dalam mantel Bumi.

Penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa struktur nan ditemukan dapat mengungkap keberadaan "dunia nan hilang” di bawah Samudera Pasifik. Lalu gimana struktur tersebut ditemukan?

Penemuan Struktur Misterius di Mantel Bumi

Penelitian nan dipublikasikan dalam Scientific Reports ini mengungkapkan adanya anomali di lapisan mantel Bumi sekitar 1.000 kilometer di bawah permukaan. 

Struktur ini ditemukan melalui kajian gelombang seismik, ialah getaran nan dihasilkan oleh gempa bumi. Dengan teknik baru berjulukan full-waveform inversion. Para peneliti sukses membikin model 3D untuk memetakan struktur dalam Bumi.

“Zona seperti ini di mantel Bumi jauh lebih luas dari nan kita duga sebelumnya,” ungkap Thomas Schouten, penulis utama dari ETH Zurich.

Ia menambahkan temuan ini menimbulkan teka-teki besar lantaran penjelasan struktur tersebut tidak ditemukan dalam sejarah geologi.

Metode Analisis Seismik

Seperti nan diketahui, menggali hingga ke mantel Bumi alias mengukur suhu dan tekanan di kedalaman tersebut merupakan perihal nan mustahil dilakukan. Oleh lantaran itu, para intelektual menggunakan metode tidak langsung untuk mempelajari bagian dalam bumi.

Salah satu metode nan digunakan adalah kajian gelombang seismik. Gelombang ini merambat melalui Bumi dengan kecepatan nan berbeda, tergantung pada densitas dan elastisitas material nan dilewati. 

Selain itu, para peneliti juga memanfaatkan info dari beragam stasiun seismograf nan tersebar di seluruh dunia. Data tersebut membantu mereka memahami lebih dalam tentang komposisi dan struktur bumi.

Andreas Fichtner, seorang guru besar dan mahir seismologi dari ETH Zurich, mengibaratkan temuan ini seperti master nan tengah membedah arteri dalam tubuh dengan perangkat diagnostik baru. 

“Ini seperti seorang master nan telah memeriksa sirkulasi darah dengan USG selama puluhan tahun dan menemukan arteri tepat di tempat nan diharapkannya,” ujarnya.

Setelah melakukan kajian lapisan Bumi, peneliti sukses menemukan struktur misterius ini di bawah bagian barat Samudera Pasifik. Lokasinya berada jauh dari pemisah lempeng tektonik, nan biasanya menjadi area utama terjadinya subduksi. 

Dari hasil penemuan di letak nan tidak biasa ini para peneliti, sukses menantang teori nan menyatakan bahwa material sisa subduksi hanya terdapat di area subduksi. 

Sementara itu, diketahui bahwa subduksi adalah proses di mana lempeng tektonik terdorong ke dalam mantel Bumi. 

“Kami pikir anomali di mantel bawah ini mempunyai beragam asal-usul,” jelas Schouten. Menurutnya, material tersebut bisa saja merupakan sisa material kaya silika nan berumur empat miliar tahun, alias area akumulasi batuan kaya besi akibat pergerakan mantel selama miliaran tahun.

Meskipun metode nan digunakan telah menghasilkan penemuan baru, para intelektual belum dapat memastikan material apa nan membentuk struktur ini alias gimana asal-usulnya.

“Kami perlu lebih banyak info untuk memahami sifat material nan menyebabkan anomali ini,” kata Schouten.

Para peneliti memperkirakan bahwa keanehan alias anomali ini bisa menjadi bukti adanya bumi nan hilang. 

Material tersebut mungkin berasal dari lempeng tektonik antik nan telah tenggelam ke mantel alias sisa-sisa susunan awal bumi. (Scientific Reports/Scitechdaily/The New York Post/Z-1)