Pemerintah Rangkul Eks Jemaah Islamiyah 

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Pemerintah Rangkul Eks Jemaah Islamiyah  holil Nafis (tengah) datang secara virtual saat rilis kasus penangkapan terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta,(MI/ANDRI WIDIYANTO)

PELAKSANA Tugas (Plt) Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator bagian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Warsito menekankan pentingnya merajut semangat kebangsaan dan merangkul kembali eks Jemaah Islamiyah (JI) dalam semangat produktivitas dan moderasi beragama.  

"Dari keringat saudara-saudara sangat potensial melahirkan nilai produktivitas nan tinggi nan berfaedah bagi kemajuan nusa bangsa. Dari keturunan saudara-saudara tidak menutup kemungkinan bakal lahir anak-anak cerdas, calon pemimpin nan bakal menjadi generasi emas Indonesia di masa mendatang," kata Warsito, Minggu (22/12).

Warsito membujuk seluruh stakeholder untuk merajut persaudaraan dan memandang lurus ke depan. Dia meyakinkan seluruh pihak untuk membantu eks JI kembali ke tengah masyarakat dan menjadi perseorangan nan produktif dan berkekuatan saing. Menurutnya perlu didorong ekosistem nan mendukung reintegrasi sosial, jembatan dialog, forum rekonsiliasi hingga konseling.

"Kehadiran konselor juga krusial untuk membantu saudara-saudara kita (eks JI) mengatasi trauma, tekanan, dan rasa bersalah kepada masyarakat, namun pertama-tama perlu dilakukan pemetaan untuk memahami latar belakang dan kebutuhan spesifiknya, sehingga dapat dirancang program reintegrasi nan tepat," ungkap Warsito.

Warsito menyampaikan bahwa negara bertanggung jawab menerima dan memeluk anak bangsa nan telah berikrat kembali ke Ibu Pertiwi. Dia menekankan perlu support materiel, seperti subsidi kebutuhan pokok, tempat berlindung alias tempat tinggal, untuk membantu stabilitas ekonomi para eks personil JI. 

"Ketahanan ekonomi adalah komponen krusial dalam proses reintegrasi untuk menghindarkan kerabat kita dari bujukan kembali ke jalan sebelumnya, sehingga perlu adanya training berbasis keahlian nan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja lokal seperti pertanian, kerajinan, teknologi, dan program vokasional lainnya," tuturnya.

Warsito juga menekankan pentingnya moderasi berakidah sebagai kunci menjawab tantangan keberagaman bangsa. Menurutnya, tantangan nan kudu dijawab diantaranya berkembangnya langkah pandang dan praktik berakidah nan ekstrem, klaim kebenaran subyektif dan pemaksaan tafsir agama, dan berkembangnya semangat berakidah nan tidak selaras dengan NKRI.

Penguatan moderasi berakidah adalah corak komitmen negara secara konstitusional untuk melindungi nilai-nilai keberagaman dan hak-hak seluruh anak bangsa.

Seperti diketahui pada tanggal 30 Juni 2024 lampau Jamaah Islamiyah menyatakan membubarkan diri dan berkomitmen untuk kembali ke pangkuan NKRI.

Oleh lantaran itu pemerintah menfasilitasi aktivitas deklarasi ini sebagai corak support dan keterlibatan negara untuk merangkul para eks personil dan mendorong adanya pengakuan, reintegrasi, training dan pemberdayaan. Acara ini dihadiri oleh sekitar 1.400 peserta mantan pengikut Jamaah Islamiyah secara luring dan sekitar 7.000  peserta secara daring. (H-3)