Pemberantasan Judol Tak Boleh Demi Pencitraan

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Pemberantasan Judol tak Boleh Demi Pencitraan ilustrasi.(MI)

PEMERINTAH tengah gencar memberantas praktik judi online (judol). Upaya itu diharapkan tidak hanya pencitraan belaka, melainkan kesungguhan untuk membebaskan masyarakat dari kejahatan siber tersebut.

Ketua Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Iskandar Zulkarnain mengatakan beberapa waktu lampau penanganan gambling online carut marut. Akibatnya, masyarakat kurang optimis dengan penanganan nan dilakukan pemerintah.

"Bahkan ya orang-orang di dalam nan harusnya jadi regulator malah jadi pemain, nah itu kan semakin membikin anak muda jadi apatis, ya sudahlah kita main aja gitu kan, gak ada juga mereka juga main, akhirnya ada mindset seperti itu," kaya Zulkarnain dalam program Crosscheck Medcom.id, Minggu (22/12).

Namun, Zulkarnain menilai dengan gebrakan-gebrakan nan dilakukan oleh Kepolisian, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), serta seluruh stakeholder muncul rasa optimis. Hal itu disebut menjadi angin segar bagi masyarakat ada kesungguhan dalam pemberantasan judol.

"Bagi kita memandang bahwa ini ada political will nih, ada kemauan nan kuat dari pemerintah berbareng stakeholdernya untuk memberantas gambling online," ungkapnya.

Namun, Zul mengatakan kesungguhan pemerintah ini kudu dibarengi dengan peran anak muda nan memberikan edukasi kepada lingkungan sekitar. Agar tidak mencoba-coba melakukan praktik gambling online. Kemudian, tidak menyebarkan situs-situs nan disinyalir merupakan gim judol.

"Nah itu sih sebenarnya nan jadi rasa optimis mulai muncul dan tentu kita harapnya tidak sekedar gimmick begitu ya, tidak sekedar hanya pencitraan di media, tapi harapannya betul-betul dijalankan semaksimal mungkin," ucapnya.

Zulkarnain meyakini jika komitmen pemberantasan judol terus digalakkan lama-kelamaan bakal menekan nomor pemain judol dengan sendirinya. Di sisi lain, Zul menyebut gebrakan nan bakal diambil pemerintah khususnya Polri bisa dilihat kelak 2025. Namun, apapun itu dia berambisi semua pihak mendukung.

"Tentunya kita sebagai anak muda kudu terus mendukung jika itu positif, tapi jika misalnya ada kurang-kurangnya ya nggak apa-apa lah kita kritik-kritikin demi kebaikan bersama," pungkasya. (Yon/I-2)