PENGGUNAAN energi bersih terus diperluas untuk untuk menjaga lingkungan hidup nan berkelanjutan. Salah satunya dilakukan oleh Mosaic (Muslims for Shared Action on Climate Impact) dengan Sedekah Energi. Dewan Pembina Mosaic Abdul Gaffar Karim menyampaikan, pihaknya terus memperluas pemasangan panel surya di masjid-masjid untuk mendukung transisi daya bersih lewat program Sedekah Energi.
"Kami telah melaksanakan program ini di Sembalun, Nusa Tenggara Barat, dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta," kata dia, Rabu (8/12).
Untuk tahun 2025, Sedekah Energi bakal menyasar masjid-masjid di Jawa Barat dan Sumatra Barat. Sedekah Energi merupakan program nan menyediakan daya terbarukan dan mudah diakses di masjid dengan semangat infak kebaikan jariyah.
“Inisiatif ini berasal dari kegelisahan kami nan memandang kurang kuatnya daya umat islam dalam mengatasi krisis iklim," ucap dia.
“Melalui Sedekah Energi, umat Islam diharapkan mendapat faedah duniawi dengan masjid nan terbantu energinya secara terus-menerus untuk operasional dan pahalanya juga terus mengalir,” imbuhnya.
Program Sedekah Energi membujuk umat muslim untuk berkontribusi dalam mendukung transisi daya berkeadilan. Inisiatif ini memanfaatkan daya terbarukan seperti panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik masjid sekaligus mengurangi emisi karbon. Selain itu, program ini juga memberdayakan organisasi lokal melalui training dan edukasi mengenai daya bersih.
Mengawali program ini di 2025, pihaknya telah menggelar obrolan dengan tema “Masjid Sebagai Pelopor Solusi Iklim”. Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan Saidah Sakwan menyebut, Sedekah Energi sejalan dengan nan digagas Baznas. "Kita ketemu dalam kesamaan visi berbareng untuk menjalankan program secara berkelanjutan,” ungkap Saidah.
BAZNAS pun terbuka dan menawarkan menjadi konsolidator untuk program penyediaan daya bersih di masjid-masjid di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Subdit Kemasjidan, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Akmal Salim Rohana menyampaikan, salah satu program Kemenag nan relevan menurutnya adalah masjid ramah lingkungan.
“Dalam sistem, kami mencatat saat ini ada lebih dari 700.000 masjid nan terdaftar secara umum di seluruh Indonesia. Saat ini ada kegairahan baru di kalangan pengelola masjid dalam bagian lingkungan,” kata Akmal.
Sekretaris Jenderal PP Dewan Masjid Indonesia Rahmat Hidayat pun siap berdampingan dengan Kemenag dalam menggalang keterlibatan jemaah. “Dewan Masjid Indonesia dengan Kemenag bisa mengedukasi, termasuk dengan workshop dan membangun jejaring masjid ramah lingkungan,” tuturnya.
Kurangi Emisi Karbon
Project Leader Sedekah Energi Elok F. Mutia mengungkapkan masjid mempunyai potensi besar sebagai model transisi daya berbasis komunitas.
“Hingga saat ini, dua masjid nan telah menggunakan panel surya sukses mengurangi emisi karbon hingga 6,8 ton, setara dengan faedah 680 pohon. Ini adalah langkah nyata dalam menggantikan daya fosil dengan daya terbarukan,” ujarnya.
Program Sedekah Energi sekarang memasuki tahap penerapan ketiga dan keempat, setelah sebelumnya sukses menghadirkan 100% daya terbarukan di dua masjid, ialah di Sembalun, Lombok, dan Bantul, Yogyakarta. Dengan total kapabilitas 9.600 WP panel surya, program ini telah didukung lebih dari 5.000 dermawan melalui platform kitabisa.com. Selain memberikan penghematan biaya listrik hingga Rp39 juta, program ini juga memberikan faedah langsung kepada lebih dari 1.000 orang di organisasi sekitar masjid. (M-2)