SASTRAWAN Okky Madasari menegaskan sensor terhadap karya seni kudu dilawan. Hal itu disampaikan mengenai pembatalan pameran lukisan tunggal karya Yos Suprapto berjudul Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan di Galeri Nasional, Jakarta, nan sedianya dibuka pada Kamis (19/12).
Pasalnya, kurator meminta lima dari 30 lukisannya untuk diturunkan lantaran dinilai berangkaian dengan sosok nan sangat terkenal di masyarakat. Namun, Yos menolak permintaan tersebut. Menurutnya, sensor dan pemberangusan terhadap karya seni bakal menciptakan ketakutan dalam berkarya.
“Sensor kudu dilawan. Jangan beri ruang pada sensor sehingga bisa menciptakan ketakutan. Perlawan publik tidak hanya untuk melawan sensor dari otoritas, tapi juga untuk melawan rasa takut dan melawan swasensor,” kata Okky nan juga PhD di bagian sensor dan produksi pengetahuan dari National University of Singapore, kepada Media Indonesia, Minggu (22/12).
Ketika terjadi sensor, Okky menjelaskan, seniman, kurator, tempat pameran, dan semua nan terlibat dalam produksi karya seni bakal melakukan swasensor namalain self-censorship. Para pembuat pun bakal membatasi dirinya dalam mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan dalam berkarya.
“Situasi ini bakal berakibat panjang dan besar dalam produksi pengetahuan dan masa depan bangsa. Ketika seniman, sastrawan, kreator, melakukan swasensor, kita tak bisa mengharapkan lahirnya penemuan dan produktivitas terbaik dari bangsa ini,” ujar pengarang novel Pasung Jiwa ini. (Ifa/P-3)