PSIKOLOG anak dan remaja Gisella Tani Pratiwi menjelaskan orangtua dapat menjadi role model alias contoh agar anak-anaknya mempunyai pertemanan nan positif dan saling menghargai.
“Anak perlu mendapatkan pengarahan untuk menjalin pertemanan nan sehat dan kesempatan untuk mempraktikkan alias melatih kemampuan bersosialisasi baik di ranah hubungan langsung dan daring,” kata Gisella beberapa waktu lalu.
Gisella mengatakan anak perlu memahami dirinya terlebih dulu untuk dapat memilah dan mengolah relasi sosialnya. Hal ini berangkaian dengan melatih hatikecil dan pemahaman bakal relasi sosial nan rawan dan aman.
Orang tua, pihak sekolahnya alias orang-orang terdekat dapat menjadi model percontohan (role model) nan baik agar anak mengerti mengenai relasi sosial nan sehat.
“Anak juga perlu dibekali info akses keamanan. Termasuk adanya indikasi alias tanda-tanda orang nan mencurigakan alias membikin anak merasa tidak aman, serta akses perlindungan mana nan dia bisa raih,” ujar dia.
Menurutnya agar anak dapat berada di lingkaran pertemanan nan positif, orang tua dapat memberikan paparan contoh-contoh relasi sosial nan sehat dalam beberapa konteks sosial, ialah di mana setiap perseorangan saling menghargai satu sama lain dan berkomunikasi dengan terbuka.
Anak perlu diberikan kesempatan dan ceritanya perlu didengar dengan baik. Misalnya cerita soal pengalaman pertemanan sehari-hari, sehingga orang tua bisa membantu anak memprosesnya dan memberikan saran-saran nan bermanfaat.
Gisella mengatakan orang tua juga tidak boleh lupa untuk memberikan kesempatan anak untuk memilih alias berpendapat.
“Sehingga dia tahu bahwa di dalam konteks sosial di luar keluarga, mereka dapat mengungkapkan pendapatnya, menjadi dirinya nan genuine dan mungkin kadang berbeda pendapat dan menolak hal-hal nan tidak baik menurut dirinya,” katanya. (Ant/H-2)