Novak Djokovic Mengaku Masih Trauma Usai Dideportasi Dari Australia

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Novak Djokovic Mengaku Masih Trauma Usai Dideportasi dari Australia Petenis Serbia Novak Djokovic(X @DjokerNole)

NOVAK Djokovic mengatakan dia tetap mengalami trauma ketika berjamu ke Melbourne, tiga tahun usai dia dideportasi lantaran melanggar patokan covid-19 Australia.

Djokovic, nan menolak mendapatkan vaksinasi covid-19, dicabut visanya oleh pemerintah Australia dengan argumen kesehatan dan melanggar patokan nan berlaku.

Dia ditahan di hotel imigrasi selama lima hari saat mengusulkan banding atas keputusan itu dan akhirnya diusir dari 'Negeri Kangguru' itu sehingga tidakhadir di arena Australia Terbuka 2022.

Djokovic kembali ke Melbourne pada tahun sebelumnya, usai patokan covid-19 dilonggarkan dan menjadi juara di turnamen Grand Slam itu untuk kali kesepuluh.

Kini, petenis Serbia berumur 37 tahun itu kembali ke Australia untuk mengikuti Australia Terbuka 2025, nan bakal dimulai pada Minggu (12/1).

"Di beberapa kesempatan terakhir saya kembali ke Australia, melewati pemeriksaan paspor dan imigrasi, saya tetap merasakan trauma tiga tahun lalu," ujar Djokovic dalam wawancara dengan surat berita Melbourne, Herald Sun.

"Trauma itu tetap ada ketika saya melewati pemeriksaan paspor, waspada jika ada petugas imigrasi nan mendekat."

"Saat paspor saya diperiksa, saya waswas apakah mereka bakal kembali menahan saya alias mengizinkan saya masuk? Saya tetap merasakan perihal itu," lanjutnya.

"Djokovic kemudian menambahkan, "Saya tidak mendendam. Buktinya, saya langsung kembali ke sini setahun kemudian dan menjadi juara." (bbc/Z-1)