Minim Ketersediaan Vaksin, Wabah Pmk Dikhawatirkan Meluas

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
Minim Ketersediaan Vaksin, Wabah PMK Dikhawatirkan Meluas Cegah penyebaran penyakit mulut dan kuku, penyemprot disinfektan di kandang ternak dilakukan di Kabupaten Pati Kamis (2/1) .(MI/Akhmad Safuan)

PENYAKIT mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak kembali mewabah di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Minimnya kesiapan vaksin menjadikan kondisi semakin mengkhawatirkan. Penyemprotan disinfektan dan isolasi menjadi pilihan sementara nan diterapkan.

Peternak di sejumlah wilayah di Jawa Tengah mulai cemas pandemi PMK bakal meluas. Pasalnya, banyak hewan ternak mereka mulai terserang dan hanya bisa memberikan obat secara tradisional dan mengisolasi hewan nan terpapar.

"Kami tidak mempunyai vaksin untuk mencegah penyebaran PMK pada ternak di sini, jumlah ternak nan terkena semakin banyak," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Batang Syam Manohara.

Berdasarkan info hingga awal Januari 2025, lanjutnya, jumlah hewan ternak terkena PMK di Batang tercatat 161 ekor sapi. Jumlah ternak nan terpapar cukup cepat, apalagi pada akhir tahun terjadi penambahan  25 sapi, 14 kambing, dan 4 domba nan terjangkit penyakit mulut dan kuku itu.

Untuk mengobati dan mencegah penyebaran PMK tersebut, kata Syam, Pemkab Batang menggencarkan penyemprotan disinfektan di kandang dan melakukan pemeriksaan ternak, serta mengisolasi bagi nan terpapar.

"Penyebab masuknya PMK lantaran tertular ternak dari luar wilayah seperti Jawa Timur dan Lampung nan masuk sini, sementara banyak ternak nan belum divaksin hingga rentan terhadap virus itu," imbuhnya.

Di kesempatan berbeda, Kepala Bidang Peternakan pada Dispertan Pati Andi Hirawadi mengungkapkan, sejak musim pancaroba, banyak laporan dari masyarakat tentang hewan ternak nan menunjukkan tanda-tanda menyerupai indikasi PMK, seperti hipersalivasi alias saliva (liur) berlebih dan ada luka di kaki di wilayah tersebut.

"Mendapatkan laporan, kami langsung turunkan tim kesehatan hewan untuk melakukan pemeriksaan, pemberian vitamin, dan penyemprotan disinfektan," ujar Andi.

Berdasarkan catatan nan diterimanya, hingga awal Januari terdapat 125 laporan tentang hewan ternak nan terkena penyakit PMK di sejumlah kecamatan, apalagi 20 hewan ternak milik penduduk meninggal lantaran PMK tersebut.

Sebagai langkah pencegahan, telah diturunkan master hewan nan ada di Pusat Kesehatan Hewan untuk siaga. "Jika pandemi PMK terus melonjak, kami bakal kewalahan lantaran keterbatasan tenaga master hewan dan obat-obatan," imbuhnya. (AS/E-2)