BERDASARKAN Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023, prevalensi stunting di Provinsi Bali pada 2023 sebesar 7,2%, turun 0,8poin dibanding tahun 2022 sebesar 8%. Sekaligus menjadi provinsi dengan tingkat stunting terendah di Indonesia. Sementara prevalensi stunting di Kabupaten Bangli rerata berada di atas nomor rerata Bali.
Salah satu kunci keberhasilan yang membawa Bali, termasuk Bangli, terdepan dalam penanganan stunting adalah gotong royong. Menteri
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji memonitor penyelenggaraan Gerakan Orang Tua Asih Cegah Stunting (Genting) pada family akibat stunting di Bali.
Meski Bali terendah dalam kasus stunting, Desa Suter, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli tetap menjadi lokus kunjungan menteri Wihaji, lantaran ditengarai Menteri tetap ada satu dua anak balita stunting yang belum termonitor.
"Kunjungan kami untuk memastikan (pelaksanaan) program (stunting di lapangan). Karena menyelamatkan satu orang sama dengan menyelamatkan satu generasi," ujar menteri Wihaji dalam aktivitas Kolaborasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting) Bersama Mitra Kerja Tahun 2024.
Kegiatan nan dihadiri Pj. Gubernur Bali dan pejabat pusat dan wilayah terkait, menteri Wihaji mengatakan, dalam penyelenggaraan program Genting tidak boleh ada satu balita maupun ibu mengandung nan terindikasi stunting terlewatkan mendapat intervensi.
"Bukan masalah jumlah, tapi perlu keadilan. Alhamdulilah, tokoh budaya dan pejabat, termasuk seluruh bupati di Bali sepakat menjadi orang tua asuh dari salah satu anak asuh nan masuk dalam family akibat stunting," urai menteri Wihaji.
Salah satu kunci keberhasilan yang membawa Bali, termasuk Bangli, terdepan dalam penanganan stunting adalah gotong royong. "Di Bangli bagus. Ditangani keroyokan, kerjasama gotong royong, saling bantu," ungkap menteri.
Menteri Wihaji menegaskan negara tetap datang menangani stunting, di antaranya melalui program Genting. "Tapi tidak semuanya bisa dicover oleh negara. Kita konsepnya pentahelix. Di negara-negara maju juga sama, pentahelix, kerjasama antar stakeholder. nan tidak tercover negara, dibantu oleh orang tua asuh. Jangan sampai ada penduduk negara tidak disentuh," Wihaji menandaskan.
Ia juga mengemukakan bahwa dalam program Genting Kemendukbangga/BKKBN menyasar 1 juta anak asuh sepanjang waktu ke depan, sembari memonitor dan melakukan evaluasi. "Kami tetap berasas Perpres 72/2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Kita presisikan dan disiplinkan. Presisi artinya tepat sasaran. Sangat rigid, alamat, nama, provinsinya di mana, diketahui melalui info nan ada," ujar Menteri.
Program Genting ini juga terinspirasi dari prinsip Tri Hita Karana ialah falsafah hidup tradisional Bali nan mengajarkan agar manusia menjaga hubungan selaras dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam lingkungan. Ini juga mempengaruhi kesehatan masyarakat Bali dengan nomor prevalensi stunting terendah di Indonesia.
Menteri Wihaji berbareng rombongan juga mengunjungi secara langsung dua family akibat stunting di desa tersebut. Dialog menteri berjalan penuh kekeluargaan dengan family I Wayan Sariawan. Selanjutnya menteri juga mengunjungi family I Komang Budiarta.
Sementara Pj. Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, nan menyambut baik kehadiran program Genting, mengatakan persoalan stunting pada balita tidak hanya persoalan kesehatan, namun juga menyangkut ketidakadilan sosial bagi anak tersebut. Penyebabnya, asupan makanan nan kurang baik/bergizi akibat ketidakmampuan ekonomi dan pola asuh nan salah. "Hal ini menjadikan tumbuh kembang anak tersebut menjadi tersendat alias terganggu, sehingga masa depannya tidak kompetitif," ujar Mahendra.
Menurut Mahendra, kondisi ini dapat pula dijadikan sebagai gambaran kualitas dari suatu keluarga. "Pada wilayah nan banyak nomor prevalensi stunting, memberikan gambaran jika wilayah tersebut tetap banyak terdapat family nan kualitas hidupnya kurang, tidak bahagia," ujarnya.
"Sebagai komitmen kami dalam percepatan penurunan stunting di Provinsi Bali, Pemprov Bali telah melakukan tagging anggaran Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 sebesar Rp71.805.752.144, dengan lokus intervensi stunting di semua kabupaten/kota se-Bali, dengan desa lokus intervensi sebanyak 166 desa," urai Mahendra. (H-2)