Mendikdasmen Ingin Perkuat Uks Lewat Program Makan Bergizi Gratis

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti mau memperkuat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) lewat program Makan Bergizi Gratis. Adapun program makan bergizi cuma-cuma sudah diterapkan pada Senin, 6 Januari 2025.

"Selain untuk pendidikan karakter, makan bergizi cuma-cuma ini di sekolah juga menjadi bagian dari upaya kami memperkuat program upaya kesehatan sekolah alias sekolah sehat," kata dia saat ditemui di Kantor Kemendikdasmen pada Selasa, 7 Januari 2025.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Abdul Mu’ti berencana menyelenggarakan aktivitas rutin nan bermaksud untuk memantau kesehatan siswa. Di antaranya mengukur tinggi badan siswa, berat badan, dan aspek-aspek lain nan berangkaian dengan kesehatan fisik. Ia membuka kesempatan untuk kembali bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional dalam menjalankan rencana ini.

"Mudah-mudahan ini bisa menjadi bagian dari ikhtiar kita berbareng untuk membangun generasi nan sehat jasmani," ujar dia. "Mungkin kelak setelah ini bakal ada aktivitas nan mungkin bisa kita selenggarakan sendiri alias berbareng dengan BGN untuk mengukur kesehatan mereka (siswa)," katanya.

Abdul Mu'ti juga telah memperkenalkan kebijakan baru, Pagi Ceria, nan bermaksud untuk mendukung kesehatan siswa. Kebijakan ini disampaikan oleh Abdul Mu'ti saat melakukan kunjungan kerja dan menjadi pembina upacara di SMAN 3 Semarang pada Senin, 6 Januari 2025.

"Kemarin juga saya berjamu ke beberapa sekolah untuk penyelenggaraan program kami, ialah Pagi Ceria," tuturnya.

Adapun aktivitas dari program Pagi Ceria ini meliputi Senam Anak Indonesia Hebat, lagu Indonesia Raya, dan angan bersama. Berdasarkan pantauan nan dilakukan Kemendikdasmen, kata Abdul Mu'ti, lebih dari 8 ribu sekolah sudah melaksanakan Senam Indonesia Sehat.

Sebelumnya, Program Makan Bergizi Gratis sudah dimulai pada 6 Januari 2025. Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat.

Penerima faedah itu terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu mengandung serta ibu menyusui. Jumlah tersebut bakal terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025.

Namun pada hari pertama penerapannya, belum menyasar ke seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahap awal penerapan program ini, pemerintah menetapkan 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) nan tersebar di 26 dari 38 provinsi.

Hanin Marwah dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam tulisan ini.