Mayor Teddy Bantah Erdogan Walk Out Saat Prabowo Pidato

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Mayor Teddy Bantah Erdogan Walk Out saat Prabowo Pidato Presiden Prabowo Subianto.(Antara)

SEKRETARIS Kabinet (Seskab) Mayor Teddy Indra Wijaya membantah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan walk out atau meninggalkan lokasi, saat Presiden RI Prabowo Subianto berbincang di KTT D-8 di Kairo, Mesir.

Teddy menjelaskan Presiden Prabowo berpidato di sesi kedua KTT D-8, nan itu merupakan sesi unik membahas soal Gaza dan Libanon.

“Oh ya enggak lah (Presiden Turki walk out). Itu di sesi ke-2 di KTT D-8, sesi unik nan membahas Gaza dan Libanon. Pak Presiden Prabowo harusnya menjadi pembicara pertama, seperti di sesi 1,” papar Teddy, Senin (23/12).

Teddy menjelaskan sesi pertama KTT D-8 sendiri mundur di luar jadwal, harusnya selesai jam pukul 12.30 waktu Mesir. Tak dinyana, kata Teddy, sesi tersebut baru selesai jam 14.30 waktu Mesir. Sehingga, sesi dua baru dimulai jam 15.00 waktu Mesir.

“Sebelum sesi dua, Presiden Prabowo dan Presiden Erdogan makan siang bareng, duduk bersebelahan,” ungkap Teddy.

“Presiden Erdogan minta izin untuk berganti urutan/giliran berbicara, lantaran kudu meninggalkan letak pleno lebih awal,” tambahnya.

Sehingga, lanjut Teddy, saat sesi dua dimulai, Presiden Erdogan berbincang terlebih dulu dan minta maaf lantaran kudu meninggalkan letak pleno.

“Baru kemudian, giliran Pak Presiden Prabowo berbicara,” tandas Teddy.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menjelaskan peristiwa beberapa delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 nan keluar ruangan itu, terjadi saat Presiden Prabowo Subianto berpidato dalam aktivitas tersebut lantaran adanya pertemuan paralel.

“Sifat keluar masuk ruangan pertemuan adalah perihal nan lumrah dalam pertemuan internasional (termasuk di forum PBB),” kata Juru Bicara Kemlu, Rolliansyah Soemirat.

Dia mengatakan perihal tersebut dapat dilakukan lantaran para delegasi melakukan banyak pertemuan paralel, seperti pertemuan bilateral dengan ketua delegasi di ruangan lain.

“Sesuai kebiasaan nan bertindak di forum internasional, masing-masing delegasi mempunyai kewenangan untuk menentukan kapan ketua delegasinya bakal duduk di bangku delegasi alias meninggalkan ruangan,” katanya. (Ykb/P-3)