KONFLIK Rusia-Ukraina semakin panas. Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk mengirimkan pasukan tambahan dan peralatan militer ke Rusia untuk perang dengan negara nan dipimpin Volodymyr Zelenskyy tersebut.
"Ada indikasi bahwa Korea Utara sedang bersiap untuk mengirim lebih banyak pasukan dan senjata untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) dilansir dari VOA News, Senin (23/12).
Senjata tambahan nan disiapkan termasuk pesawat tanpa awak bunuh diri, dan Korea Utara telah mengirim peluncur roket 240 mm dan artileri mobilitas sendiri 170 mm ke Rusia.
Korea Utara juga telah mengirim sekitar 12.000 tentara ke Rusia, menurut Korea Selatan, Amerika Serikat dan Ukraina.
JCS menyebut bahwa sedikitnya 1.100 penduduk Korea Utara telah terbunuh alias terluka.
Militer Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 47 pesawat nirawak nan diluncurkan pasukan Rusia dalam serangan semalam nan menargetkan beberapa wilayah di negara itu.
Angkatan udara Ukraina mengatakan Rusia menggunakan total 72 pesawat nirawak dalam serangan udara harian terbarunya.
"Pertahanan udara Ukraina menembak jatuh drone di wilayah Cherkasy, Chernihiv, Kharkiv, Khmelnytskyi, Kyiv, Odesa, Poltava, Sumy dan Zhytomyr," kata militer Ukraina.
Gubernur Khmelnytskyi Serhii Tiurin mengatakan bahwa serangan pesawat nirawak tersebut merusak sebuah upaya dan beberapa rumah, serta melukai satu orang.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya menghancurkan sebuah pesawat nirawak Ukraina di atas wilayah Bryansk, nan terletak di sepanjang perbatasan Rusia-Ukraina.
Gubernur Bryansk Alexander Bogomaz menegaskan bahwa tidak ada laporan kerusakan alias korban jiwa akibat serangan Ukraina.
Bulan lalu, media Korea Utara melaporkan bahwa Kim Jong-un mengawasi langsung uji coba beragam jenis drone serang bunuh diri dan menyerukan produksi senjata skala penuh nan semakin krusial dalam perang modern lantaran efektivitas biaya.
JCS mengatakan tidak ada tanda provokasi spesifik nan terdeteksi dari Korea Utara dan menambahkan bahwa negara tersebut konsentrasi pada ekspansi kerja sama militer dengan Rusia serta mengelola lingkungan domestik secara stabil menjelang pertemuan pleno partai krusial pada akhir tahun.
Kendati demikian, militer tidak menutup kemungkinan Korea Utara dapat melakukan provokasi militer mendadak nan diperkirakan terjadi sekitar aktivitas politik besar tersebut, seperti peluncuran rudal balistik jarak menengah nan dilengkapi dengan hulu ledak hipersonik.
Ke depan, JCS memproyeksikan Korea Utara bakal melanjutkan provokasi area abu-abu pada tahun depan, seperti meluncurkan balon pembawa sampah dan melakukan serangan gangguan GPS.
“Karena Korea Utara berkonsentrasi mendukung Rusia tahun depan, kemungkinan besar mereka bakal merasa terbebani oleh (kemungkinan) menyebabkan ketegangan alias bentrok militer nan bisa mengarah pada terbentuknya front perang baru,” tambah JCS.
"Tetapi kebutuhan untuk kerja sama dalam berbagi info dengan AS serta membangun sikap kesiapan nan kuat sangat krusial lantaran ada kemungkinan Korea Utara bakal mencoba beragam provokasi, seperti peluncuran rudal balistik antar benua alias uji coba nuklir untuk meningkatkan daya tawarnya terhadap AS,” pungkas JCS. (Fer/P-3)