Konsep Sekolah Rakyat Untuk Anak Kurang Mampu Masih Dikaji

Sedang Trending 6 hari yang lalu
Konsep Sekolah Rakyat untuk Anak Kurang Mampu tetap Dikaji Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar .(AFP)

PRESIDEN Prabowo Subianto bakal membikin sekolah rakyat unik untuk anak-anak dari golongan family tidak mampu. Sekolah rakyat itu bakal seperti sekolah pondok (boarding school) sehingga gizi siswa dapat terjamin.

Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PMK) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin mengatakan wacana pembentukan sekolah rakyat (SR) ditujukan untuk anak-anak dari kalangan kurang bisa dan miskin ekstrem.

“Itu baru buahpikiran pendapat awal. Pak Prabowo mau anak-anak terlantar tertangani. Orang-orang miskin tidak terabaikan, termasuk dalam pengelolaan rumah tangga,” katanya kepada awak media di Jakarta, Sabtu (11/1).

Cak Imin menjelaskan bahwa buahpikiran pendapat awal SR saat ini tetap terus dikaji berbareng oleh kementerian/lembaga (K/L) mengenai nan membidangi urusan sosial kemasyarakatan. Saat ditanya apakah bakal diadopsi sistem pondok sekolah, dia menegaskan saat ini tetap dalam pembahasan berbareng Kementerian Sosial.

“Artinya nan paling pokok sebenarnya ada alias tidaknya pondok sekolah nan memungkinkan anak-anak terlantar bisa tertangani, lantaran itu kami memerintahkan kepada Menteri Sosial untuk mengkaji sekolah rakyat,” jelasnya.

Cak Imin mengatakan, program sekolah rakyat itu merupakan salah satu dari upaya pemerintah untuk membantu anak-anak terlantar nan luput dari pengasuhan keluarga.

“Dan itu buahpikiran positif agar tidak ada lagi pengasuhan nan salah di dalam pembinaan keluarga. Sehingga sekolah rakyat itu idenya adalah pengasuhan 24 jam nan tidak bisa dilakukan oleh orang tua,” ujarnya.

Menurut Cak Imin, tidak semua anak-anak beruntung mendapatkan pengasuhan nan ideal dalam family baik lantaran aspek kekuatan dan ekonomi maupun akibat musibah sosial.  

“Karena (orang tua) keterbatasan kapabilitas seseorang tua, keterbatasan ekonomi, jenis pekerjaan nan memprihatinkan sehingga pengasuhannya terlantar,” ucapnya.

Cak Imin berambisi SR dapat menjadi pengganti baru di luar sistem pendidikan nan sudah ada saat ini, dan bisa mengoptimalisasi talenta anak-anak kurang bisa agar dapat berkembang secara baik.

“Intinya sebetulnya apakah asrama, apakah pengumpulan dalam satu pengasuhan, itu tetap dikaji. Tapi sejauh ini perintah untuk tidak ada lagi anak Indonesia nan tidak tepat dalam pengasuhan,” tandasnya. (J-2)