Pelosi vs Netanyahu: Duel Pidato Terburuk di Kongres AS!
Pidato Benjamin Netanyahu di Kongres Amerika Serikat memang menuai kontroversi. Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Nancy Pelosi, menyebutnya sebagai presentasi terburuk yang pernah dilakukan oleh seorang pejabat asing di sana. Beberapa anggota parlemen, termasuk Pelosi, bahkan memilih untuk tidak menghadiri pidato tersebut.
Pelosi menyoroti bahwa saat itu, keluarga sandera di Jalur Gaza sedang berjuang untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Dia berharap Netanyahu akan fokus untuk mencapai perdamaian daripada berpidato di Kongres.
Namun, pidato Netanyahu juga memicu protes di Washington. Para penegak hukum bahkan harus menggunakan semprotan merica dan menahan beberapa demonstran. Direktur Nasional Koalisi ANSWER, Brian Becker, menyatakan bahwa para petugas penegak hukum melakukan serangan tanpa provokasi terhadap para pengunjuk rasa.
Netanyahu sendiri tiba di Washington untuk pertemuan dengan para pejabat AS, termasuk Presiden Joe Biden dan Donald Trump. Dia juga berpidato di sesi gabungan Kongres. Namun, Israel mendapat kecaman internasional karena terus melancarkan serangan brutal di Gaza, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Lebih dari 38.800 warga Palestina tewas dan 89.400 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di Gaza. Wilayah Gaza sendiri hancur dan terisolasi, sulit mendapatkan akses makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel pun dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional.
Netanyahu menanggapi putusan Mahkamah Internasional dengan menuduhnya sebagai upaya untuk “memborgol tangan Israel” dalam mempertahankan diri. Dia bahkan mengajak AS untuk membentuk aliansi pertahanan di Timur Tengah untuk melawan Iran, seperti saat AS dan Eropa melawan Uni Soviet.
Tentu saja, situasi ini menimbulkan pro dan kontra di masyarakat internasional. Sebagian mengkritik tindakan Israel yang dianggap melanggar hak asasi manusia, sementara yang lain mendukung langkah-langkah Netanyahu dalam mempertahankan negaranya.
Dalam situasi yang rumit seperti ini, penting bagi semua pihak untuk tetap tenang dan mencari solusi damai. Kita semua berharap agar konflik di Gaza segera berakhir dan perdamaian dapat tercapai di kawasan Timur Tengah. Semoga kedepannya, semua pihak dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut.