Kluivert Tangani Timnas Indonesia, Marc Klok Intip Peluang Kembali Dipanggil

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Kluivert Tangani Timnas Indonesia, Marc Klok Intip Peluang Kembali Dipanggil Pesepak bola tim nasional Indonesia Marc Klok.(Dok. Antara)

PSSI mengganti pembimbing timnas Indonesia dari Shin Tae-yong (STY) ke legenda timnas Belanda Patrick Kluivert. Perubahan itu dilihat gelandang Persib Bandung Marc Klok sebagai peluang.

Marc Klok membuka cerita soal persoalan timnas Indonesia di bawah didikan Shin Tae-yong (STY) nan mempunyai hambatan komunikasi dan style kepelatihan nan menekankan hierarki. Klok berpandangan keputusan federasi merekrut Kluivert memang berisiko namun bisa menjadi pilihan tepat.

"Semua orang tahu Kluivert, tetapi juga betul bahwa hasil kudu dicapai. Itu akibat besar. Ketika seseorang baru datang, selalu butuh waktu untuk membiasakan diri. Saya percaya ini adalah langkah nan tepat untuk sepak bola Indonesia," kata Klok kepada ESPN Belanda.

Klok meletakkan angan untuk mendapatkan peran lagi di timnas didikan Kluivert. Dia siap menjadi jembatan antara kultur Eropa nan dibawa pemain-pemain diaspora dengan budaya Indonesia.

"Ketika Anda bermain sepak bola di Eropa, Anda tidak banyak merasakan negara dan budayanya. Menjadi jembatan itu penting. Uluran tangan dibutuhkan, sedikit senioritas. nan terpenting adalah itu betul-betul menjadi sebuah tim. Tidak masalah siapa nan bermain untuk klub terbesar," ujar Klok.

"Sekarang ini babak baru, kesempatan baru. Saya tambahan nan bagus, baik di dalam maupun di luar lapangan. Kartu-kartu sedang dikocok ulang, semua orang mulai dari nol. Terserah pembimbing untuk menurunkan pemain terbaik," tambahnya.

Klok mengoleksi 19 caps serta empat gol berbareng tim Garuda dan menjadi salah satu pemain era STY. Namun, belakangan dia tak lagi dipanggil.

Terakhir kali Klok dipanggil ke timnas ialah pada putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Vietnam nan berjalan Maret 2024 tetapi hanya di bangku cadangan.

Banyaknya pemain keturunan Belanda nan terus bertambah di tubuh timnas, menurut Klok, membikin tim menjadi semakin dinamis.

Sebab itu, Klok menganggap keputusan untuk menempatkan orang Belanda sebagai pembimbing kepala menjadi pilihan nan pas.

"Kendala bahasa menjadi masalah dengan pembimbing nasional sebelumnya, nan membikin banyak pemain kesal. Itu menyebabkan ketegangan. Saya mempunyai bentrok dengan pembimbing nasional sebelumnya. Jika Anda berbincang dengannya, itu bisa mencoret nama Anda. Itu adalah jalan keluar saya," ucap Klok. (Z-9)