Universodelibros.com, Jakarta - Ketua Dewan Perwakilan Daerah alias DPD, Sultan B Najamuddin meminta pemerintah membatalkan rencana ekstensifikasi lahan pertanian untuk pembukaan lahan sawit dan 20 juta hektare rimba untuk pangan dan energi. Menurut pandangannya, nan dilakukan pemerintah justru lebih mengarah kepada deforestasi.
"Mengalihkan kegunaan 20 juta hektare rimba persediaan terlalu banyak dan berisiko untuk mendukung program swasembada pangan dan daya pemerintah," ucapnya dalam keterangan tertulis nan diterima Tempo, Selasa, 7 Januari 2025.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan rencana tersebut tidak hanya bakal menimbulkan penolakan dari masyarakat di daerah. Tetapi lebih lagi berpotensi merusak reputasi Indonesia dalam tindakan penurunan emisi karbon dan negosiasi pendanaan suasana dunia.
Indonesia, kata Sultan, adalah salah satu negara tropis nan sangat diandalkan dalam tindakan suasana global. Deforestasi dengan motif ketahanan pangan hanya bakal menimbulkan persoalan sosial dan ketahanan suasana nan jauh lebih rawan bagi kehidupan.
"Alih kegunaan lahan rimba adalah pilihan gegabah nan berbahaya," lanjut Sultan.
Sultan menilai, ada banyak pilihan nan lebih ramah lingkungan bagi pemerintah untuk memastikan kesediaan pangan dan daya baru terbarukan kita terpenuhi secara simultan. Termasuk dengan lebih mengedepankan pola intensifikasi lahan dengan menggunakan pendekatan agroforestri.
"Kami minta pemerintah bisa berpikir ulang untuk membatalkan rencana ekstensifikasi pertanian tersebut. Pertanian modern tidak lagi mensyaratkan lahan pertanian nan luas, tapi lebih pada pendekatan Intensifikasi pertanian dan penerapan sistem agroforestri," kata Sultan.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengatakan lahan kelapa sawit di Indonesia perlu ditambah. Sebab, kelapa sawit menjadi komoditas strategis. Menurut Prabowo, saat dia melakukan lawatannya ke luar negeri banyak negara nan berambisi mendapat pasokan produk sawit dari Indonesia.
"Saya kira ke depan kita kudu tambah tanam sawit. Nggak usah takut membahayakan, deforestasi," kata Prabowo dalam pidatonya di aktivitas Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Bappenas, Senin, 30 Desember 2024.
Dede Leni Mardianti ikut berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.