Universodelibros.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto resmi memberlakukan program makan bergizi gratis (MBG) di sekolah dan posyandu di 26 provinsi di Indonesia pada Senin, 6 Januari 2025. Ada sekitar 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) alias Dapur MBG nan beraksi untuk menyediakan makanan bergizi buat anak-anak sekolah dan ibu hamil.
Wakil Ketua DPR Cucun Ahmad Syamsurijal mengusulkan agar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) turut dilibatkan secara berkala dalam program MBG untuk memeriksa makanan. Menurut dia, pelibatan BPOM krusial untuk memastikan penyelenggaraan MBG sesuai dengan standar kesehatan, termasuk agar makanan nan dihidangkan bisa dipastikan bebas dari unsur berbahaya.
“Dan juga untuk menjamin sanitasi, higienitas, langkah pengolahan, serta pengedaran makanan,” kata Cucun dalam keterangan tertulis nan diterima di Jakarta pada Selasa, 7 Januari 2025.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini berambisi standar operasional prosedur (SOP) ketat nan diterapkan SPPG dapat melangkah dengan konsisten.
Dalam program ini, setiap dapur dikelola oleh seorang kepala SPPG nan ditunjuk langsung oleh Badan Gizi Nasional. Kepala SPPG ini juga dibantu oleh satu mahir gizi dan akuntan untuk mengawasi nutrisi dan pengedaran makanan.
Cucun mendukung langkah Badan Gizi Nasional nan mempunyai sistem sendiri untuk menjaga makanan tetap higienis. Dengan demikian, kata dia, standar penyelenggaraan program nan telah ditetapkan oleh pemerintah dapat terjaga dengan baik dan pelayanan serta kualitas dari makanan bagi anak-anak juga bisa terjamin.
Legislator asal Daerah Pemilihan Jawa Barat II ini mengingatkan agar anggaran Rp 10 ribu per porsi untuk program MBG ini kudu betul-betul tepat sasaran. Jangan sampai ada penyalahgunaan anggaran terhadap program jagoan Presiden Prabowo tersebut.
Dia meyakini anggaran Rp 10 ribu dapat mencukupi untuk satu porsi menu makanan bergizi. Meskipun menu susu tidak selalu ada setiap hari, protein dapat digantikan dengan bahan makanan lain.
“Kami percaya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto bakal memastikan setiap anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi nan layak," kata dia.
Cucun menekankan kudu ada hukuman tegas jika ditemukan adanya praktik pungutan liar alias penyimpangan lainnya. Masyarakat dan orang tua siswa kudu dilibatkan dalam pemantauan penyelenggaraan program agar mereka dapat melaporkan jika terjadi penyimpangan.
“Lakukan pula pertimbangan berkala demi memaksimalkan jalannya program makan bergizi gratis,” tuturnya.
Dokter Gizi: Besaran Kalori MBG Sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang
Adapun master ahli gizi klinik Luciana B. Sutanto mengatakan besaran kalori nan ada pada menu MBG sudah sesuai dengan pedoman gizi seimbang sekali makan.
“MBG nan disajikan dengan komposisi terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur, dan buah sudah sesuai dengan sajian sekali makan berasas pedoman gizi seimbang,” kata Luciana di Jakarta, Selasa.
Program MBG menyasar anak dan remaja di tingkat SD hingga SMA. Pemberian MBG per porsi telah disesuaikan dengan kebutuhan kalori, ialah sebesar 600 kalori untuk siswa SMP dan 300 kalori kepada siswa SD.
Luciana mengatakan, berasas besaran Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019, anak usia 7-9 tahun memerlukan sekitar 1.650 kilo kalori per hari dan anak usia 10-12 tahun memerlukan sekitar 1.900-2.000 kilo kalori per hari. Sementara remaja usia 13-18 tahun, mereka memerlukan lebih banyak kalori ialah sekitar 2.100-2.650 kilo kalori per hari.
“Perbedaan usia anak dan remaja tentu bakal membedakan kebutuhan gizinya sehingga memengaruhi porsi makan nan diberikan," kata master nan praktik di RS Mitra Kemayoran tersebut.
Dia juga menilai menu MBG nan dibagikan kepada para siswa tetap mencukupi kebutuhan gizi meskipun tidak ditambahkan susu di dalamnya. Dia menyebut susu bisa digantikan dengan sumber protein lainnya seperti ikan, tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Pilihan editor: Alasan Komisi VIII DPR Ingin Atur Batas Atas Biaya Haji Furoda dalam UU Haji