Jelang Natal, Masa Kadaluwarsa Parcel Harus Jadi Perhatian

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Jelang Natal, Masa Kadaluwarsa Parcel Harus Jadi Perhatian Pengunjung tengah memilih paket parcel Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di pusat parcel Barito, Jakarta, Jumat (20/12/2024).(MI/USMAN ISKANDAR)

ANGGOTA Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Arzeti Bilbina meminta Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan pengawasan terhadap peredaran parcel jelang Natal dan Tahun Baru. Jangan sampai produk kadaluwarsa masuk paket parcel nan diperjualbelikan pedagang di pasaran. 

“Pengawasan dan inspeksi terhadap produk parcel terutama makanan dan minuman kudu dilakukan. Jangan sampai ada produk kadarluarsa dan tidak layak konsumsi nan ada di parcel,” kata Arzeti, di Jakarta (22/12/2024).  

Arzeti mengatakan parcel yang beredar di pasaran kudu memenuhi standar kesehatan dan keamanan. Badan POM, Kementerian Kesehatan dan pemerintah wilayah perlu mengadakan kampanye edukasi untuk masyarakat dan produsen mengenai pentingnya keamanan pangan dan prosedur standar nan kudu dipatuhi. 

“Kami juga meminta UMKM memastikan semua produk nan dimasukkan dalam parcel memenuhi standar kualitas dan kesehatan, “ ucapnya. 

Produk nan dimasukkan di dalam parcel, kata Arzeti, kudu menggunakan bungkusan nan kondusif dan higienis. Selain itu kudu disertakan info nan jelas mengenai produk dan menjaga kebersihan dan keamanan dalam proses produksi. 

Legislator dari Jatim I ini meminta agar konsumen juga lebih berhati-hati dan waspada dalam memilih parcel. Sebelum membeli, dia menyarankan agar konsumen memeriksa kondisi bungkusan dan tanggal kadarluarsa setiap produk. 

Konsumen diminta tak ragu untuk melaporkan jika menemukan produk dalam parcel yang tidak memenuhi standar pangan. 

“Belilah parcel dari penjual nan terpercaya. Jangan konsumsi produk kadarluarsa dan tidak layak,” katanya. 

Pemberian parcel Natal dan Tahun Baru ini, katanya, merupakan salah satu langkah untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya UMKM. Oleh lantaran itu, dia berambisi pembuatan dan pengedaran parcel juga melibatkan UMKM. Produk-produk nan dimasukkan ke dalam parcek juga bisa merupakan produk unik wilayah masing-masing. 

“Ini jauh lebih positif dibandingkan membikin parsel dengan membeli barang-barang dari minimarket konvensional, lantaran tidak melibatkan alias membantu UMKM,” pungkasnya.(H-2)