Jalan Panjang Relokasi Pkl Malioboro Pindah Ke Teras Malioboro Yogyakarta

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Ratusan PKL di area Teras Malioboro 2 berkumpul menggelar tindakan nirkekerasan pertama pada 14 Juli 2024 berupa angan berbareng sembari menyalakan lilin terhadap kericuhan penutupan paksa pagar area berjualan.

Menurut perwakilan Divisi Advokasi Lembaga Bantuan Hukum alias LBH Yogyakarta, Muhammad Raka Ramadhan, pedagang kecewa dan jengkel pagar are Teras Malioboro 2 ditutup pada 13 Juli 2024 sebelumnya sehingga tidak bisa berdagang sebagaimana biasanya dan visitor tidak dapat masuk.

Berdasarkan info baru nan diterima para pedagang, muncul rencana relokasi jilid 2 di mana pedagang nan telah menempati Teras Malioboro 2 bakal kembali dipindah ke Beskalan dan Ketandan. Lokasi baru ini terletak lebih menjorok ke dalam meski tetap berada pada ruas Jalan Malioboro. Lokasi Beskalan dan Ketandan tersebut membikin pedagang cemas lantaran letak Teras Malioboro 2 saja nan tidak jauh menjorok telah menyebabkan pendapatan pedagang menurun drastis.

Proses relokasi PKL Teras Malioboro 2 dilatarbelakangi adanya pembangunan Jogja Planning Gallery alias JPG, museum modern nan ditujukan menjadi wahana rekam jejak Yogyakarta dari masa lalu, masa kini, dan masa depan. Wahana museum ini diperkirakan telah dapat dibuka untuk publik pada 2025 mendatang, sejalan dengan rampungnya proses relokasi PKL Malioboro untuk tahun 2025.

Saat relokasi pertama melangkah pada 2022 lalu, pendapatan pedagang semakin menurun. Menurut pedagang, visitor jarang masuk ke area Teras Malioboro 2 meski Malioboro tidak pernah sunyi didatangi wisatawan. Kondisi Teras Malioboro 2 nan membentuk lorong memperkecil minat visitor untuk membeli dagangan.

Aksi lanjutan untuk menyampaikan keresahan PKL Malioboro terus bersambung hingga pada 17 Juli 2024 saat ratusan pedagang meninggalkan lapak dagangan menuju laman Teras Malioboro 2 sembari membawa poster tuntutan. Para PKL Malioboro resah bakal Pemerintah Daerah nan tidak melibatkan mereka dalam proses pemutusan relokasi. Beberapa pedagang mengaku mengetahui rencana relokasi 2025 Teras Malioboro melalui media sosial alih-alih petugas Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

Rentetan protes mengenai relokasi PKL Malioboro tentu bukan perihal baru. Pasalnya, tindakan penolakan telah muncul sejak tahun 2022 silam atas patokan pelarangan PKL untuk berdagang di area trotoar Malioboro. Bagi para PKL, proses relokasi dilakukan secara paksa dan terburu-buru sejak awal pelarangan penggunaan trotoar untuk berjualan. Tidak ada proses komunikasi dua arah nan dilakukan secara tenteram dan komunikatif.

Hingga 11 September 2024, para PKL Malioboro tetap senantiasa melakukan tindakan dengan turun ke Jalan Malioboro Yogyakarta hingga depan Kantor Gubernur DI Yogyakarta. Pedagang nan ikut serta dalam tindakan mengemukakan jika pihak mereka telah bersurat acapkali ke Pemerintah Daerah untuk berbincang secara terbuka untuk menemukan solusi nan menguntungkan seluruh pihak mengenai relokasi PKL, namun tidak ada respon nan diberikan.

Ketua Paguyuban Pedagang Tri Dharma, Upik Supriyati mengatakan, “Saat mencoba berbincang dengan Pemerintah Daerah, kami selalu diarahkan ke Pemerintah Kota Yogyakarta.” Hal tersebut kian membikin para PKL Malioboro geram dan terus menerus mengupayakan bersuara lewat tindakan nirkekerasan untuk mencegah dilanjutkannya relokasi.

Salah satu langkah nan juga dilakukan oleh PKL Malioboro nan tergabung dalam paguyuban adalah mengadukan Pemerintah Daerah DI Yogyakarta ke UNESCO. Pelaporan ini dilakukan lantaran Pemerintah Daerah DI Yogyakarta dinilai tidak menjalankan perintah nan sesuai ketika area Sumbu Filosofi diterapkan. Para pedagang Teras Malioboro 2 berambisi bahwa bunyi mereka didengar oleh Pemerintah Daerah sehingga kesejahteraan mereka terjamin.Pribadi Wicaksono berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.

Pilihan Editor: 2 tahun Relokasi PKL Malioboro, Awalnya Memadati Trotoar hingga Berujung Pindah ke Teras Malioboro

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini