Universodelibros.com, Solo - Perjalanan Timnas Indonesia pada Piala AFF 2024 terhenti di fase grup. Skuad berjulukan Garuda itu kandas total pada arena dua tahunan tersebut.
Klasemen akhir Grup B Piala AFF 2024 menempatkan armada Shin Tae-yong di posisi ketiga dengan nilai empat. Tiket semifinal dari grup ini menjadi milik Vietnam (10 poin) dan Filipina (6 poin).
Dari empat pertandingan, Garuda hanya menang dan seri sekali plus menelan dua kekalahan. Timnas Indonesia juga hanya bisa mencetak empat gol dan kebobolan enam kali.
Ironisnya, Tim Merah-Putih tercatat sebagai kolektor kartu merah terbanyak di fase grup. Dua kartu merah diterima oleh Marselino Ferdinan saat melawan Laos dan Muhammad Ferarri ketika bertemu Filipina.
Yuk gabung channel whatsapp Universodelibros.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ejekan Soha
Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 rupanya tetap menarik perhatian media lokal Vietnam, Soha. Media tersebut tak henti-hentinya menguliti kegagalan skuad Garuda di turnamen terbesar di Asia Tenggara tersebut.
"Vietnam Main Terbaik, Indonesia 'Raja Kartu Merah' Piala AFF 2024," begitu petikan titel nan ditulis Soha pada Rabu (25/12/2024).
Dalam tulisan tersebut, Soha membandingkan pencapaian antara Timnas Indonesia dan Timnas Vietnam nan begitu kontras pada Piala AFF tahun ini.
"Banyak parameter nan mencerminkan kontrasnya style bermain tim Vietnam dan Indonesia di babak penyisihan grup Piala AFF 2024," tulis Soha.
"Situasi bertolak belakang antara Vietnam dan Indonesia usai babak penyisihan grup Piala AFF 2024. Pelatih Kim Sang-sik dan timnya melaju ke semifinal sebagai pemuncak Grup B, sedangkan Indonesia tersingkir dengan sengit di kandang sendiri," sambungnya.
Perbandingan Statistik
Lebih jauh, Soha juga menjabarkan statistik kontestan tim Grup B Piala AFF 2024. Sepanjang fase grup, Timnas Indonesia telah melakukan 52 pelanggaran. Mereka ada diawah Filipina dengan total 54 foul.
"Namun anak didik Shin Tae-yong mendapat tiga kartu kuning, jauh lebih sedikit dibandingkan sederet tim seperti Laos, Myanmar, dan Singapura (9 kartu), Filipina tetap "memimpin" dengan 10 kartu kuning," ulas Soha.
"Menariknya, Indonesia juga menjadi “raja kartu merah” fase grup Piala AFF 2024. Ada dua kartu merah nan dikeluarkan wasit dalam 20 laga penyisihan grup dan Indonesia adalah pemilik kedua kartu tersebut. Mereka nan dikeluarkan dari lapangan merupakan pilar nan diharapkan Shin Tae-yong."
"Pada laga kandang melawan Laos, Marselino Ferdinan mendapat dua kartu kuning setelah nyaris 70 menit bermain. Tanpa bintang tersebut, Indonesia membiarkan Laos menahan seri mereka 3-3 dan kalah dari Vietnam 0-1," lanjutnya.
Salah Satu Biang Kegagalan
"Pada laga final melawan Filipina di kandang sendiri, Muhammad Ferrari langsung mendapat kartu merah lantaran memukul Aguinaldo dalam situasi nan tidak terlalu intens," kata Soha.
"Kartu apes kapten Indonesia itulah nan membikin mereka kalah 0-1 dan Filipina merampas tiket ke babak semifinal. Banyak master sepak bola nan mengkritik Muhammad Ferrari lantaran tidak bertanggung jawab dan menjadi argumen Indonesia kalah," imbuhnya.
Sementara di sisi lain, Vietnam menjadi tim dengan catatan apik di babak penyisihan grup. The Golden Star hanya mendapat dua kartu kuning dalam empat pertandingan.
"Vietnam mendapat kartu paling sedikit. nan mendapat kartu adalah Nguyen Thanh Chung (Vs Indonesia) dan Dinh Thanh Binh (Vs Filipina). Vietnam hanya melakukan 39 pelanggaran, lebih banyak dari dua tim Thailand (34) dan Timor Leste (31)," ucap Soha.
"Di semifinal, Vietnam berjumpa Singapura. Tim Pulau Singa melakukan 51 pelanggaran (terbanyak ketiga) dan mendapat sembilan kartu kuning (terbanyak kedua)," pungkasnya.