Investasi Bisa Atasi Krisis Lingkungan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Investasi Bisa Atasi Krisis Lingkungan Sejumlah wanita memanen bibit mangrove untuk ditanam di Pasekan, Indramayu, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).(ANTARA/Dedhez Anggara)

INDONESIA tengah menghadapi kepelikan lingkungan nan serius, mulai dari deforestasi hingga pengelolaan sumber daya alam nan kurang optimal. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mencatat Indonesia kehilangan hingga 26 juta ton ikan setiap tahun akibat praktik penangkapan ilegal. 

Selain itu, info menunjukkan bahwa dalam satu tahun, deforestasi di Indonesia mencapai lebih dari 1.000 km per segi alias nyaris setara dengan dua kali luas Kota Jakarta. 

Environmental Performance Index (EPI) 2024 menempatkan Indonesia di ranking ke-162 dari 180 negara, dengan skor hanya 33,8 dari 100. Di Asia Tenggara, kita tertinggal dari negara-negara seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia. Dalam menghadapi tantangan ini, investasi berakibat datang sebagai kekuatan transformatif di Indonesia.

Pegiat dan Investor Berdampak, Fikri Syaryadi menjelaskan bahwa investasi berakibat menawarkan pendekatan unik nan tidak hanya berorientasi pada untung finansial tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap isu-isu kritis di sektor sosial dan lingkungan.

"Investasi ini mencakup sektor-sektor seperti daya terbarukan, pertanian, kehutanan, perikanan, dan pengelolaan limbah. Tujuannya bukan hanya investment return, tetapi juga social dan environmental return nan terukur. Berbeda dari donasi, investasi berakibat tetap menggunakan prinsip pasar dan finansial untuk menjaga keberlanjutan usaha," kata Fikri, Selasa (7/1).

Investasi juga mempunyai keahlian untuk menjad sumber pendanaan untuk UMKM nan mempunyai visi berkelanjutan. 

"Praktik upaya berkepanjangan memerlukan modal awal nan besar, namun penanammodal tradisional seringkali konsentrasi pada untung jangka pendek, sementara imbal kembali dari investasi berakibat umumnya bakal terjadi jangka panjang. Hal ini menciptakan hambatan finansial nan menghalang pengembangan upaya mini di sektor sosial-lingkungan," ungkap Fikri.

Sementara itu, Kepala Program Sustainable Finance Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Rizky Wisnoentoro menekankan pentingnya investasi berakibat untuk pelaku bisnis. 

"Ketidakmampuan mengintegrasikan langkah-langkah keberlanjutan ini tidak hanya memperburuk masalah lingkungan, tetapi juga menghalang transisi menuju ekonomi hijau. Investasi berdampak, dengan konsentrasi pada solusi nan terukur, menawarkan jalan keluar dari siklus ini melalui penyediaan modal nan mendorong mengambil praktik ramah lingkungan,” jelas Rizky

Dalam perihal kerangka pemikiran dan pengukuran hasil, prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dapat menjadi pondasi krusial dalam investasi berdampak. ESG membantu memastikan keberlanjutan upaya sekaligus menciptakan nilai tambah. Dengan menerapkan prinsip ESG, penanammodal dapat mengintegrasikan kajian akibat jangka panjang dan profitabilitas dalam setiap keputusan investasi, baik melalui saham, obligasi, reksadana, maupun pinjaman mikro. (H-2)