PERNAHKAH Anda mengalami hipertensi tinggi hingga menimbulkan sakit kepala nan begitu terasa menyakitkan? Terkadang, tingginya tekanan darah (hipertensi) dapat menimbulkan sakit kepala berlebih hingga menjadi tanda dari masalah serius seperti pecahnya pembuluh darah di otak.
Kondisi ini dikenal sebagai pendarahan otak (perdarahan intrakranial) nan merupakan keadaan medis darurat hingga dapat menakut-nakuti jiwa.
Apa itu pembuluh darah di otak dan fungsinya?
Melansir dari My Clavenlad Clinic, otak bakal berjuntai sepenuhnya pada pembuluh darah untuk membawa oksigen dan nutrisi nan dibutuhkan agar dapat bekerja optimal.
Ketika pembuluh darah ini pecah, darah nan keluar bakal menekan jaringan otak di sekitarnya, menyebabkan terganggunya kegunaan otak. Dalam waktu tiga hingga empat menit tanpa oksigen, sel-sel otak mulai mati, nan berpotensi menyebabkan kerusakan permanen pada otak alias apalagi kematian.
Penyebab utama pendarahan otak
Menurut Prof. Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S (K), seorang master ahli saraf dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa pembuluh darah di otak bisa pecah lantaran dua perihal utama, ialah tekanan hipertensi (hipertensi) dan pembuluh darah nan sudah rapuh.
"Pembuluh darah bisa pecah lantaran tekanan nan terlalu tinggi, sehingga tidak tahan dengan tekanan ini dan akhirnya pecah. Selain itu, pembuluh darah juga bisa pecah lantaran memang ada kondisi kelainan nan membikin tembok pembuluh darah menjadi tipis," jelas Prof. Yuda sebagaimana dikutip dari Antara.
Ia mengibaratkan pembuluh darah seperti pipa nan membawa cairan berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. "Pipa ini bisa mengembang dan berisiko pecah jika tekanan cairan di dalamnya terlalu kuat, melampaui keahlian pipa untuk menahannya," tambahnya.
Selain hipertensi, tembok pembuluh darah nan rentan lantaran aspek genetik alias proses penuaan juga menjadi pemicu.
Pada orang tua, pembuluh darah nan rentan lebih mudah pecah meskipun tidak mempunyai riwayat tekanan darah tinggi.
Pecahnya pembuluh darah umumnya dialami oleh orang nan berumur di atas 40 tahun. Kondisi ini disebabkan lantaran aspek penuaan alias degenerasi nan membikin pembuluh darah dan kulit menjadi lebih lemah dan tipis.
Gejala pendarahan otak
Gejala pendarahan otak dapat bervariasi, tetapi ada beberapa tanda nan umum.
- Tiba-tiba merasa kesemutan, lemas, alias lumpuh di salah satu sisi tubuh.
- Sakit kepala parah dan mendadak.
- Mual dan muntah.
- Kebingungan, bicara tidak jelas, alias susah berpikir.
- Pusing alias kehilangan keseimbangan.
Dalam kasus nan lebih parah, pendarahan otak bisa menyebabkan kejang, kehilangan kesadaran, alias apalagi koma.
Apakah pendarahan otak sangat berakibat fatal?
Pendarahan otak dapat berakibat fatal. Tingkat keparahan pendarahan otak sangat berjuntai pada letak dan jumlah darah nan keluar.
"Volume darah makin banyak, akibat kematian makin besar. Namun, letak juga penting. Misalnya, pendarahan di batang otak biasanya lebih fatal meskipun volumenya kecil," jelasnya.
Sel-sel otak nan meninggal tidak dapat kembali pulih, sehingga dapat mengakibatkan kecacatan bentuk maupun mental. Oleh lantaran itu, pendarahan otak memerlukan penanganan medis darurat untuk meminimalkan dampaknya.
Langkah pencegahan pendarahan otak
Walaupun tidak semua penyebab pendarahan otak dapat dicegah, akibat terjadi kondisi ini dapat dikurangi dengan menjaga style hidup sehat.
Yuda menekankan pentingnya mengelola tekanan darah dengan menerapkan pola hidup sehat. "Pola hidup sehat sangat penting, seperti menjaga berat badan ideal, menghindari alkohol dan rokok, serta rutin berolahraga, termasuk mengonsumsi makanan bergizi dan mengelola stres," paparnya.
Bagi seseorang nan mempunyai aspek akibat seperti hipertensi alias riwayat family dengan penyakit pembuluh darah, krusial untuk rutin memeriksakan diri ke master dan mengikuti saran medis.
Memahami aspek akibat dan menjaga kesehatan pembuluh darah menjadi kunci untuk mencegah terjadi kondisi rawan ini.
"Hidup sehat bukan hanya untuk mencegah pendarahan otak, tetapi juga menjaga kualitas hidup secara keseluruhan," tutupnya. (Z-2)