Harmoni Hilirisasi bawa Indonesia Ke Panggung Dunia

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
Harmoni Hilirisasi Bawa Indonesia ke Panggung Dunia Sejumlah pekerja berada di salah satu pabrik nan memproduksi stainless steel di Kawasan Industri Morowali milik PT IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah.(DOK HUMAS PT IMIP)

INDONESIA terus mengukuhkan posisinya sebagai pemain utama dalam sektor hilirisasi sumber daya alam dengan potensi besar dari nikel dan pasir silika. Kedua komoditas ini menjadi tulang punggung dalam pengembangan industri kendaraan listrik (EV) dan panel surya. Keduanya semakin berkedudukan krusial dalam transisi daya dunia menuju teknologi ramah lingkungan.

The Reform Initiatives (TRI) Indonesia mengungkapkan proyek hilirisasi pemerintah bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak nan disertai pertumbuhan ekonomi.  Ketua Tim Peneliti TRI Indonesia, Unggul Heriqbaldi menyampaikan bahwa temuan utama dari riset tersebut adalah pembuatan lapangan kerja.

Menurut laki-laki nan berkawan disapa Eriq tersebut, hilirisasi telah memberikan kontribusi positif, terutama dalam peningkatan investasi di sektor­-sektor strategis seperti nikel dan pasir silika. 

Hal itu berasas penelitian teranyar TRI Indonesia dengan tema ‘Membangun Harmoni nan Produktif antara Pekerja Asing ­Domestik dan Masyarakat Lokal: Tantangan, Kesempatam, dan Kebijakan Investasi Hilirisasi di Indonesia’ nan dilaksanakan di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara dan Kota Batam, Kepulauan Riau.

“Menurut info kajian, sektor manufaktur nan menjadi konsentrasi hilirisasi telah menyerap lebih dari 19,29 juta tenaga kerja pada Agustus 2023, naik dari 15,62 juta pada tahun 2014,” katanya.

Eriq nan juga pengajar FEB Universitas Airlangga Surabaya tersebut mencontohkan proyek hilirisasi di Konawe telah menyerap lebih dari 26.000 tenaga kerja dan secara signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.

Proyek­proyek ini juga membuka kesempatan upaya lokal, seperti penyediaan logistik dan jasa pendukung lainnya. “Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 22,52%. Selain itu, penambahan smelter dan sentra pengolahan di beragam kota tidak hanya meningkatkan lapangan kerja tetapi juga mendorong kenaikan UMP (Upah Minimum Provinsi) di beberapa daerah. Maluku Utara, misalnya, mencatat kenaikan UMP sebesar 7,5% pada tahun 2024,” kata Eriq.

Lebih lanjut, kata Eriq, perusahaan nan terlibat dalam proyek hilirisasi sejauh ini melakukan beragam upaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tersebut. Salah satunya melalui kerja sama dengan perguruan tinggi lokal mengembangkan pendidikan vokasi untuk melatih penduduk agar bisa mengisi kebutuhan perusahaan.

Indonesia Menuju Pasar Global 
Indonesia mempunyai persediaan nikel terbesar di dunia, mencapai 21 juta ton, alias 22,1% dari total persediaan global. Pada 2020, Indonesia menyumbang 31% dari total produksi nikel dunia, menjadikannya pemasok utama bahan baku baterai kendaraan listrik. Bahkan, saat ini Indonesia menyumbang 60%­80% bahan baku nikel untuk baterai global. 

Riset mengungkap bahwa Indonesia telah menarik perhatian produsen kendaraan listrik global. Perusahaan seperti Hyundai dan Wuling telah mendirikan akomodasi produksi mereka di Jawa Barat, dengan kapabilitas mencapai 260.000 unit kendaraan per tahun. 

Selain itu, Indonesia juga menargetkan menjadi salah satu dari lima produsen baterai terbesar dunia, dengan kapabilitas produksi mencapai 700 GWh per tahun pada 2045. 

“Nilai tambah dari hilirisasi nikel, terutamadalam produk baterai, bisa mencapai 67 kali lipat. Ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan ekosistem industri nan berkelanjutan. Permintaan baterai dunia diperkirakan meningkat hingga 7.100 GWh pada 2045, dan Indonesia berpotensi memenuhi lebih dari 10% dari total permintaan ini. Ini adalah pencapaian besar nan mencerminkan visi jangka panjang pemerintah,” kata Eriq.

Sementara itu, potensi pasir silika Indonesia juga tak kalah menjanjikan. Dengan total persediaan mencapai 330 juta ton dan tambahan sumber daya kuarsit sebesar 297 juta ton, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pasokan bahan baku melimpah untuk industri semikonduktor dan photovoltaic (PV) module.

Kedua sektor ini krusial untuk mendukung panel surya sebagai salah satu teknologi daya terbarukan. Hilirisasi pasir silika nan meliputi produk seperti tepung silika, resin­coated sand, hingga wafer silikon diharapkan dapat mendukung kemandirian Indonesia dalam teknologi photovoltaic. Produk­produk ini tidak hanya krusial untuk memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga berpotensi menjadi komoditas ekspor unggulan.

”Hilirisasi pasir silika menjadi wafer silikon adalah langkah strategis untuk mendukung pengembangan PV module dalam negeri. Dengan support teknologi tinggi dan investasi nan kuat, Indonesia mempunyai kesempatan besar menjadi pusat industri teknologi tinggi dunia,” ujar Eriq.

Dukungan pemerintah terhadap hilirisasi nikel dan pasir silika terlihat dari beragam kebijakan insentif nan mendorong investasi dan transfer teknologi. Selain itu, kerjasama antara pemerintah, akademisi, dan perusahaan swasta juga terus diperkuat untuk memastikan keberlanjutan pengembangan industri ini.

Dengan langkah progresif ini, Indonesia tidak hanya menjadi raksasa sumber daya alam tetapi juga pilar krusial dalam teknologi ramah lingkungan dunia. “Indonesia mempunyai segalanya untuk menjadi pemimpin dunia dalam kendaraan listrik dan daya terbarukan. Dengan strategi nan tepat dan kerjasama lintas sektor, kita tidak hanya bakal meningkatkan nilai ekonomi tetapi juga memberikan akibat positif bagi lingkungan dan masyarakat,” pungkas Eriq. (S-1)