GUNUNG Ibu nan berada di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu 4.000 meter di atas puncak. Fenomena letusan teramati pada Sabtu (11/1), pukul 19.35 waktu setempat alias WIT. Kejadian ini berjalan sekitar 3 menit 5 detik. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah wilayah (pemda) berkoordinasi dengan otoritas kegunungapian untuk upaya mitigasi, pencegahan maupun kesiapsiagaan terhadap ancaman erupsi.
"Sedangkan PVMBG mengharapkan semua pihak untuk menjaga kondusivitas dan tidak terpancing dengan info tiruan alias hoaks," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, melalui keterangan Minggu (12/1).
Abdul menjelaskan otoritas kegunungapian alias Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tetap menetapkan status aktivitas vulkanik pada level III alias ‘siaga’. Status ini telah bertindak sejak 21 Juni 2024 lalu.
Dengan adanya status ini, PVMBG merekomendasikan tidak adanya aktivitas masyarakat, termasuk pendakian, di dalam radius 4 km dan sektoral 5,5 km dari arah bukaan kawah, ialah di bagian utara kawah aktif Gunung Ibu.
Jumat (10/1), gunung nan berada di Kecamatan Ibu ini mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu hingga 3.000 meter. Pada hari itu, erupsi terjadi dua kali, ialah pukul 12.35 WIT dan 18.20 WIT. Sebaran abu mengarah condong ke selatan dan Tenggara.
Menurut PVMBG, erupsi Gunung Ibu wajar. Hal tersebut mengingat aktivitas vulkanik Gunung Ibu pada level III alias ‘siaga’, dengan aktivitas naik turun dan kejadian erupsi mencapai 70 kali per hari. Di samping itu, dengan memandang aktivitas nan berjalan hingga kini, belum terjadi perubahan ancaman bahaya di Gunung Ibu.
"Mengantisipasi akibat akitivitas vulkanik, penduduk nan beraktivitas di luar rumah diimbau untuk menggunakan pelindung hidung dan mulut alias masker dan mata, dengan kacamata," ucapnya. (H-3)