Gerakan Pangan Murah Digelar, Warga Menyerbu 

Sedang Trending 4 jam yang lalu
Gerakan Pangan Murah Digelar, Warga Menyerbu  Gerakan pangan murah.(MI/Lilik Darmawan)

GERAKAN Pangan Murah (GPM) nan digelar di Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) diserbu penduduk pada Rabu (15/1). GPM tersebut digelar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Sejumlah komoditas nan dijual adalah beras, telur, minyak goreng, cabai, dan beragam jenis ramuan dan makanan lain. Misalnya untuk beras SPHP Bulog dijual Rp56.500 per kantong isi 5 kg, beras kita premium 5 kilogram Rp66.500, gula 1 kilogram Rp17 ribu, minyakita 1 liter Rp15 ribu. Kemudian telur 1 kg Rp25 ribu dan cabe rawit merah per ons alias satu plastiknya Rp8 ribu lebih murah dibanding di pasar Rp12 ribu per ons. 

“Jelas sangat membantu bagi warga. Saya membeli beras dan cabe merah nan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan nilai pasaran,”jelas Yuli, 45, salah seorang warga.

Sementara Plh Sekda Banyumas Junaidi mengatakan GPM merupakan sebagai langkah strategis untuk mengendalikan kenaikan nilai kebutuhan pokok masyarakat alias sembako.

“Pemkab Banyumas pada tahun 2025 melaksanakan Gerakan Pangan Murah. Ini merupakan langkah pertama kami untuk memastikan nilai kebutuhan pokok tetap terpenuhi dan terkendali,”ujarnya. 

Ia menjelaskan, inflasi di Purwokerto pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,51 persen, sesuai dengan sasaran pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kebutuhan pokok di Kabupaten Banyumas relatif terkendali.

Meski demikian, Junaidi mengakui terdapat beberapa komoditas nan mengalami kenaikan harga, seperti cabai, nan di beberapa wilayah harganya mencapai Rp120 ribu per kilogram. Namun, di Banyumas, nilai cabe tetap cukup terkendali.

“Kenaikan nilai ini disebabkan oleh cuaca ekstrem nan mengakibatkan banyak tanaman cabe membusuk, sehingga suplai tidak seimbang dengan permintaan. Untuk itu, melalui pasar murah ini, kami berupaya menstabilkan harga,” katanya.

Dalam aktivitas GPM, Pemkab Banyumas bekerja sama dengan sejumlah pemasok untuk menyediakan kebutuhan pokok dengan nilai nan lebih terjangkau, sehingga dapat meringankan beban masyarakat.

Junaidi juga menyampaikan bahwa aktivitas pasar murah bakal terus dilaksanakan, terutama menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. “Kami merencanakan 12 kali pasar murah tahun ini, tergantung kebutuhan. Jika ada kenaikan harga, pasar murah bakal menjadi solusi untuk menstabilkan harga,” katanya.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Purwokerto Christoveny menyebut bahwa beberapa komoditas penyumbang inflasi di Purwokerto pada Desember 2024 meliputi cabe rawit merah, cabe merah besar, telur ayam ras, dan minyak goreng. Kenaikan nilai ini sebagian besar disebabkan oleh cuaca ekstrem dan pasokan nan terbatas.

Sebagai upaya penanggulangan, TPID Kabupaten Banyumas memberikan akomodasi support pengedaran untuk mengurangi beban ongkos angkut, sehingga nilai jual di pasar murah dapat lebih rendah dibandingkan nilai pasar.

“Misalnya, cabe rawit merah nan biasanya mencapai Rp100 ribu per kilogram, bisa kami jual di pasar murah dengan nilai Rp80 ribu per kilogram. Ini lantaran ongkos angkutnya ditanggung oleh TPID,” jelas Christoveny. (S-1)