Universodelibros.com, Jakarta - Anggota Dewan Kehormatan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo mengatakan sebaiknya program Makan Bergizi Gratis didistribusikan pada saat jam sarapan untuk semua kelas, baik itu TK, SD, SMP, SMA. Adapun program ini sudah dimulai sejak Senin, 6 Januari 2025.
Menurut Heru, memberikan sarapan kepada siswa dapat membantu mereka mempunyai daya dan pikiran untuk memahami pelajaran dengan baik. Selain itu, sarapan juga berkedudukan dalam mendukung kesiapan mental, sehingga siswa lebih siap untuk belajar.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Heru berujar, temuannya di lapangan sebagai guru, banyak siswa nan tidak semangat mengikuti pelajaran ketika dalam keadaan perut lapar. Bahkan, tidak jarang dia mendapati siswa meninggalkan kelas dan pergi ke kantin saat jam pelajaran berlangsung.
"Pagi-pagi itu (siswa) sudah ada di belakang, di kantin. Mereka tidak mengindahkan untuk belajar tetapi lebih mementingkan makan. Saya tanya, Kenapa? Mereka menjawab, Perut saya lapar, Pak. Dari rumah tidak sarapan, hanya minum air putih," kata Heru saat dihubungi Senin malam, 6 Januari 2025.
Kemudian, Heru beranggapan jika makan siang disajikan sekitar pukul 12.00, siswa sudah melewatkan sekitar 75 hingga 80 persen waktu pembelajaran. Sisa pembelajaran biasanya hanya diisi dengan materi nan lebih ringan, lantaran pada siang hari siswa condong capek dan kurang segar. Oleh lantaran itu, menurut dia jika tujuan program ini adalah untuk mengembangkan peserta didik dalam rangka menyongsong bingkisan demografi 2045, sebaiknya diberikan saat sarapan.
"Agar makanan bergizi penuh protein tersebut bisa menjadi daya dalam menumbuhkan keahlian berpikirnya, keahlian bersiapnya, dan keahlian menumbuhkan fisiknya, sehingga fisiknya menjadi lebih baik," ujar dia.
Sebagai Informasi, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan ada tiga tahap pemberian makanan. Pertama, untuk siswa PAUD hingga SD kelas 2, makanan kudu dikirim pukul 07.45 waktu setempat untuk dimakan pukul 08.00. Kedua, untuk siswa kelas 3 sampai kelas 6 dikirim jam 09.00 untuk dimakan pukul 9.30.
"Kemudian anak SMP dan SMA dikirim pukul 11.30 untuk dimakan jam 12.00,” kata Dadan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pemerintah Pusat dan Daerah tahun 2024, Kamis, 7 November 2024.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan, selama Januari hingga Maret 2025, diharapkan program MBG bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat.
Penerima faedah itu terdiri dari balita, santri, siswa PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan ibu mengandung serta ibu menyusui. Jumlah tersebut bakal terus bertambah hingga mencapai 15 juta pada akhir tahun 2025.
Namun, pada hari pertama penerapannya belum menyasaran ke seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahap awal penerapan program ini, pemerintah menetapkan 190 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) nan tersebar di 26 dari 38 provinsi.
Kepala BGN Dadan mengatakan argumen penerapan nan belum menyeluruh lantaran penentuan titik letak eksekusi program MBG didasarkan pada kesiapan masing-masing daerah. Termasuk di dalamnya kesiapan prasarana nan memadai.
“Karena kami kan mengedepankan kualitas. Pak Presiden Prabowo Subianto berpesan berkali-kali, jangan mengejar jumlah tapi kualitas,” kata Dadan usai rapat berbareng Komisi IX DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 6 Januari 2025.
Hanin Marwah dan Hendrik Yaputra berkontribusi dalam tulisan ini