Fadli Zon Akan Bentuk Tim Untuk Kaji Omnibus Law Kebudayaan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon segera membentuk tim untuk mengkaji omnibus law kebudayaan. Tim ini nantinya bakal mencoba menyatukan patokan kebudayaan.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami bakal membikin tim untuk mengkaji UU kita ke depan, termasuk omnibus law kebudayaan," kata Fadli usai melantik puluhan pejabat baru di lingkungan Kementerian Kebudayaan di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu, 8 Januari 2025.

Fadli mengatakan Kementerian Kebudayaan sudah mempunyai kepala biro hukum. Kepala biro norma ini nan nantinya bakal membikin tim untuk mengkaji beragam patokan termasuk omnibus law kebudayaan. 

Politikus Gerindra ini berambisi omnibus law kebudayaan menjadi langkah tepat untuk mengintegrasikan perangkat norma mengenai kebudayaan.

Pagi tadi, Fadli Zon melantik pejabat tinggi pertama, administrator, hingga pengawas pada lingkungan Kementerian Kebudayaan di Aula Plaza Insan Berprestasi, Gedung A kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu, 8 Januari 2025. Total pejabat nan dilantik sebanyak 74 pejabat. 

Sebelumnya, Fadli Zon menyampaikan gagasannya untuk membikin omnibus law kebudayaan. Sehingga, nantinya semua patokan mengenai kebudayaan bakal disatukan.

“Semuanya dimasukkan di situ. Ada cagar budaya, ada perfilman, ada pemajuan kebudayaan kemarin. Kemudian ada soal museum, ada soal musik dan sebagainya, itu bisa jadi satu kesatuan gitu,” kata Fadli kepada wartawan dalam aktivitas serah terima kedudukan di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024.

Menurut dia, membikin satu undang-undang besar lebih baik sehingga unsur kebudayaan tidak terpisah-pisah. “Sekarang kan terpisah, undang-undang perfilman sendiri, cagar budaya sendiri,” kata dia. Namun, Fadli mengatakan rencana ini tetap memerlukan kajian mendalam.

Dalam sambutannya, Fadli mengatakan bahwa pembentukan Kementerian Kebudayaan merupakan peristiwa nan bersejarah. "Sehingga konsentrasi mengurus kebudayan kita nan sangat kaya," ucapnya. 

Anastasya Lavenia berkontribusi dalam tulisan ini.