Erick Thohir Tak Risau Banyaknya Suara Sumbang Penolakan Patrick Kluivert Sebagai Pelatih Timnas Indonesia

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Erick Thohir menanggapi santuy mengenai banyaknya suara-suara sumbang penolakan Patrick Kluivert sebagai pembimbing Timnas Indonesia menggantikan Shin Tae-yong.

Eks bos Inter Milan nan dalam tiga tahun masa jabatannya sebagai Ketum PSSI, membuka kran lebar-lebar bagi pemain keturunanan via program naturalisasi hakulyakin Tim Garuda bisa lolos ke Piala Dunia 2026 di bawah pengarahan Patrick Kluivert.

Caranya? Eks penyerang Barcelona tersebut membawa Timnas Indonesia meraih tiga kemenangan dari empat laga tersisa putaran ketiga Grup C kualifikasi Piala Dunia 2026. Dua partai terdekat adalah berjumpa Australia (20 Maret 2025) dan Bahrain (25 Maret 2025).

Lalu, Tim Garuda bakal menjamu China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, 5 Juni mendatang. Adapun pertandingan terakhir Timnas Indonesia pada putaran ketiga adalah, bertandang ke Jepang di Suita City Football Stadium, Suita, 10 Juni 2025.

Yuk gabung channel whatsapp Universodelibros.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Tak Pusingkan nan Meragukan Kluivert

Jika bisa meraup sembilan poin, Timnas Indonesia nan saat ini bercokol di posisi ketiga Grup C dengan nomor enam berkesempatan finis sebagai runner-up dengan koleksi 15 poin. Itu berarti, misi melangkah mulus.

Meski begitu, tetap banyak nan meragukan Patrick Kluivert mempunyai kualitas untuk bisa membawa Timnas Indonesia ke putaran final Piala Dunia 2026. Namun, Erick Thohir tak terlalu ambil pusing soal pandangan tersebut.

"Kita negara demokrasi. Semua bisa berbincang dengan konteks nan baik, menghargai perbedaan, itu perihal nan lumrah," kata Erick Thohir di chanel YouTube Liputan6.

"Saya mengingatkan kembali jangan misalnya, contoh kejadian kita kandas satu game di playoff Olimpiade tapi terus kita emosi mengeluarkan kata-kata nan kurang baik kepada sahabat-sahabat kita di Afrika. Sepak bola jangan ke arah nan seperti itu," imbuhnya.

"Kalau kejadian misalnya waktu di Bahrain, ya sudah. Tapi kita bisa lihat juga gimana perihal nan positif ketika kita kalah dengan Jepang tetapi wasitnya kita hargai. Nah, itu nan beauty dari sepak bolanya. Konteksnya kudu dikembalikan. Jangan hate speech, terus pembunuhan karakter. Itukan dinamikanya biasa di bola."

Lebih Dulu Mengumpulkan Informasi

Erick Thohir menegaskan, dia terbiasa sebelum mengambil keputusan terlebih dulu mengumpulkan banyak informasi. Termasuk ketika menunjuk Patrick Kluivert.

"Kalau soal keputusan dibawa pakai emosi, itu bukan keputusan. Kita kan diberi amanah itu untuk sebuah kebaikan. Ya memang pemikirannya itu ya sejak waktu (pertandingan) sama China," ucap Erick.

"Tapi saya kan kudu berdiam, bersabar, dan kudu tetap suport 100 persen. Jangan gara-gara ego. Ini kan tim nasional bukan milik saya. Bukan milik PSSI. Bukan milik siapa-siapa. Ini milik bangsa kita," lanjutnya.