PT Pertamina (Persero) memiliki target ambisius untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi atau public service obligation (PSO) sebanyak 48,6 juta kiloliter (KL) pada akhir tahun 2024. Menurut Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro, hingga bulan Oktober 2024, penyaluran BBM subsidi sudah mencapai 39,7 juta KL. Diperkirakan bahwa hingga akhir tahun nanti, angka penyaluran BBM subsidi akan melonjak hingga mencapai target yang ditetapkan.

“Sampai bulan Oktober ini, kami sudah berhasil menyalurkan sebanyak 39,7 juta KL BBM PSO. Kami optimis dapat mencapai target 48,6 juta KL pada akhir tahun nanti,” ujar Wiko dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada hari Selasa.

Selain penyaluran BBM PSO, Pertamina juga menargetkan penyaluran liquefied petroleum gas (LPG) subsidi sebanyak 8,3 juta ton hingga akhir tahun ini. Sementara itu, penyaluran BBM non-subsidi alias non-PSO juga ditargetkan mencapai 39,1 juta KL.

“Kami juga memiliki target yang signifikan untuk penyaluran LPG PSO sebesar 8,3 juta ton pada akhir tahun ini, dan penyaluran non-PSO BBM sebesar 39,1 juta KL,” tambah Wiko.

Wiko juga menyebutkan bahwa volume penjualan BBM dari tahun 2020 hingga 2023 mengalami peningkatan sebesar 4 persen meskipun pemerintah terus mendorong penggunaan energi bersih. Permintaan akan bahan bakar berbasis fosil diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2030 sebelum mulai menurun, sehingga penting bagi Pertamina untuk menjaga produktivitas dan keandalan pasokan serta pengolahan BBM.

Dengan pencapaian yang telah diraih dan target yang ambisius, Pertamina terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat Indonesia dalam hal penyediaan bahan bakar yang dibutuhkan. Semoga Pertamina dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi negara dan masyarakat.