MASIH ingatkah apa saja prinsip-prinsip teknologi ramah lingkungan? Apabila suatu teknologi tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, berfaedah penerapan teknologi itu termasuk teknologi tidak ramah lingkungan.
Beberapa prinsip teknologi tidak ramah lingkungan di antaranya teknologi tersebut menghasilkan sisa atau limbah nan dapat membahayakan lingkungan dan sumber daya nan digunakan adalah sumber daya nan tidak dapat diperbarui. Selain itu, penerapan teknologi tidak ramah lingkungan kurang memperhatikan kelestarian lingkungan.
Nah, ada dua contoh teknologi tidak ramah lingkungan ialah minyak bumi dan batu bara. Penjelasannya dilansir dari kitab Ilmu Pengetahuan Alam/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk SMP/MTs Kelas IX Semester 2 nan ditulis Siti Zubaidah dkk.
1. Pengolahan minyak bumi.
Minyak bumi merupakan komoditas nan sangat krusial lantaran mempunyai banyak manfaat. Minyak bumi dapat diolah untuk digunakan sebagai bahan baku aspal, pelumas, nafta, solar, minyak tanah, avtur, bensin, dan LPG. Perhatikan gambar di bawah ini.
Keterangan gambar: Penyulingan (distilasi) minyak bumi.
Gambar di atas merupakan proses penyulingan minyak bumi. Sebelum diolah, minyak bumi merupakan cairan berwarna hitam, lengket, serta mengandung beragam senyawa hidrokarbon nan dapat terbakar, sulfur, oksigen, dan nitrogen.
Minyak bumi terbentuk dari makhluk hidup nan telah meninggal jutaan tahun nan lampau dan terjebak dalam suatu ruangan nan tertutupi oleh bebatuan di dalam tanah alias di dasar laut. Minyak bumi nan demikian disebut dengan light crude oil.
Untuk mengambil minyak bumi tersebut kita kudu mengebor ke dalam ruangan nan berisi minyak tersebut, lampau memompanya keluar. Setelah dipompa keluar, minyak disalurkan melalui pipa, truk, alias kapal minyak menuju kilang minyak.
Dalam kilang minyak, dilakukan penyulingan (distilasi) minyak bumi. Dalam proses penyulingan, minyak bumi dipanaskan untuk memisahkan komponen-komponen penyusun minyak bumi berasas titik didihnya.
Minyak bumi juga ada nan terkandung dalam bebatuan alias pasir minyak. Minyak bumi nan demikian disebut dengan heavy crude oil.
Minyak bumi jenis ini banyak terdapat di Kanada. Perhatikan gambar berikut.
Keterangan gambar: Tambang pasir minyak di Kanada.
Eksploitasi minyak bumi tersebut mempunyai banyak akibat negatif terhadap tanah, udara, air, makhluk hidup, dan iklim. Sebelum dilakukan penambangan minyak bumi ini, rimba terlebih dulu ditebang dan aliran air dikeringkan.
Selanjutnya, timbunan tanah berpasir, bebatuan, dan tanah lempung diambil sehingga bebatuan dan pasir minyak dapat terlihat. Bebatuan dan pasir minyak tersebut digali dengan support perangkat berat, lampau dibawa menggunakan truk besar menuju tempat pemrosesan selanjutnya.
Bebatuan dan pasir minyak dicampur dengan air panas untuk diambil kandungan minyaknya nan selanjutnya diolah di kilang minyak. Penambangan minyak bumi jenis ini menghasilkan polusi udara berupa debu, uap, asap, dan aroma nan menyelimuti wilayah tambang.
Selain itu, penambangan ini menghasilkan emisi gas rumah kaca tiga hingga lima kali lebih besar daripada tambang minyak bumi pada umumnya. Penambangan minyak bumi ini menggunakan air dalam jumlah nan sangat besar hingga membentuk kubangan seperti waduk nan berisi air limbah dan kotoran nan beracun.
Setiap tahun, banyak burung nan beranjak dan mencoba untuk meminum air ini mengalami kematian.
2. Pengolahan batu bara.
Batu bara merupakan bahan bakar fosil berbentuk padat nan terbentuk dari beberapa tahapan dan berasal dari tanaman nan terkubur 300-400 juta tahun lalu, kemudian terpapar panas nan tinggi dan tekanan selama jutaan tahun. Dari dulu, batu bara telah digunakan secara luas untuk menghasilkan panas dan listrik.
Saat ini ada banyak pembangkit listrik nan menggunakan batu bara untuk menghasilkan listrik, termasuk di Indonesia. Di bumi industri, batu bara juga digunakan sebagai sumber daya dalam membikin baja, semen, alias produk lain.
Keterangan gambar: Batu bara.
Tiongkok, Amerika Serikat, dan India merupakan tiga negara terbesar dalam pembakaran batu bara. Tiongkok merupakan negara nan menjadi penyumbang emisi CO2 dan SO2 terbesar di bumi akibat pembakaran batu bara. Gas-gas tersebut merupakan salah satu komponen penyebab hujan masam dan menyebabkan penyakit pada manusia.
Batu bara merupakan bahan bakar nan paling kotor di antara bahan bakar nan lain. Bahkan sebelum batu bara dibakar, proses produksi batu bara hingga siap digunakan merusak tanah dan mencemari air dan udara.
Di dalam batu bara terkandung banyak karbon dan sulfur. Ketika dibakar sulfur bakal dilepas dalam corak gas belerang dioksida (SO2).
Pembakaran batu bara juga menghasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah nan sangat banyak. Partikel-partikel ini dapat masuk ke dalam paru-paru dan menyebabkan penyakit pernapasan.
Permasalahan lain akibat pembakaran batu bara ialah ada emisi unsur radioaktif. Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sebagai sumber daya menghasilkan unsur radioaktif 100 kali lebih banyak daripada pembangkit listrik tenaga nuklir.
Limbah padat batu bara juga kudu disimpan dalam tempat nan kondusif lantaran berkarakter racun. (Z-2)