Universodelibros.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan bakal terus menjalin komunikasi dengan Badan Gizi Nasional soal program Makan Bergizi Gratis nan baru diluncurkan Senin lalu, 6 Januari 2025. Ia menyatakan pemerintah bakal sigap merespons jika ada keluhan dalam program tersebut.
"Yang krusial semua komplain, semua kesulitan, sigap sampaikan. Pemerintah bakal respons dengan cepat," kata Muhaimin saat ditemui di aktivitas talkshow dengan ketua OSIS SMA sederajat se-Daerah Khusus Jakarta di Gedung Konvensi TMPN Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu, 11 Januari 2025.
Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini
Cak Imin, sapaan Muhaimin, menegaskan komitmennya untuk mendukung BGN dalam memperbaiki kekurangan nan ada pada program tersebut. Ia menjelaskan bahwa program nan digagas Presiden Prabowo ini tetap dalam tahap uji coba, sehingga setiap kegagalan nan terjadi kudu segera diperbaiki.
"Kami semua support untuk Badan Gizi Nasional terus memperbaiki kekurangannya, menyempurnakan nan sudah baik, tapi tentu dari masukan semua masyarakat," kata dia.
Selain itu, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ini juga mendorong Badan Gizi Nasional untuk melibatkan sektor UMKM dalam penyelenggaraan program tersebut, agar seluruh proses dan pengawasannya dapat diperkuat.
Program MBG nan baru melangkah pada Senin, 6 Januari 2025, menghadapi sejumlah kendala. Termasuk di antaranya berupa keterlambatan pengedaran makanan ke sekolah hingga belum optimalnya kualitas makanan nan disediakan. Selain itu, susu belum termasuk ke dalam menu makanan pada hari pertama pendistribusian.
Berdasarkan pantauan Tempo, satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Ciracas menjadi salah satu pusat pengedaran nan tidak menyediakan susu sebagai menu pendamping makan bergizi cuma-cuma nan dibagikan ke 7 sekolah di Susukan.
Di wilayah nan sama, beberapa pelajar SMP mengaku kecewa dengan rasa sayur bayam nan masam. Salah satu siswi nan merasakan pengalaman kurang mengenakkan tersebut menyatakan harapannya agar pemerintah dapat memilah bahan-bahan nan lebih segar untuk dimasak sebagai menu makanan pada waktu mendatang.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan menu susu di program MBG hanya tersedia di daerah-daerah nan mempunyai populasi sapi perah. Hal ini, kata dia, agar peternak sapi perah di wilayah bisa diberdayakan.
“Kami tidak mau program ini menjadi bagian dari peningkatan impor (susu), tetapi mau memberdayakan sumber daya nan ada,” kata Dadan usai rapat berbareng Komisi IX DPR RI di kompleks parlemen Senayan, Senin, 6 Januari 2025.
Hendrik Yaputra, Hammam Izzuddin dan Hanin Marwah berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.