Bung Towel Respons Kemungkinan Kritisi Patrick Kluivert Di Timnas Indonesia: Posisi Saya Check And Balance

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Pengamat sepak bola, Tommy Welly alias Towel, merespons kemungkinan untuk mengkritisi pembimbing baru Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, seperti apa nan dilakukannya terhadap Shin Tae-yong.

Selama ini, Bung Towel dikenal sebagai pengkritik setia nan sangat tajam kepada Shin Tae-yong dalam beberapa tahun terakhir pekerjaan kepelatihannya di Timnas Indonesia.

"Posisi saya bakal check and balance. Jadi jadi kelak bakal ada pertanyaan tentang naturalisasi dan sebagainya," ujar Bung Towel dalam rilis hasil survey Football Institute dan obrolan publik di Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

"Cuma kudu dipahami gambaran besarnya. Contoh dalam konteks mengejar mimpi nan ada. Kluivert kudu diberi kebebasan untuk memilih tim terbaik nan dia mau," jelas Bung Towel.

Yuk gabung channel whatsapp Universodelibros.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Berpihak ke Pemain Asal Indonesia

Namun, Bung Towel tetap berpihak kepada pemain-pemain asal Indonesia jika berbincang tentang gambaran nan lebih besar tentang membangun sepak bola Indonesia.

"Karena saya mau Timnas Indonesia di-supply dan dikontribusi oleh produk sepak bola kita. Kalau hari ini terjadi, maka sepak bola kita terlihat progresnya," ucap Bung Towel.

"Naturalisasi memang diizinkan. Saya juga tahu izin itu. Maka saya bilang percepatan apalagi mengejar mimpi, itu haknya pelatih," imbuh Bung Towel.

Jerih Payah Pemain Lokal

"Tapi dalam obrolan konteks nan lebih besar saya bakal tetap mengingatkan bahwa kita kudu bangun sepak bola kita. Supaya kelak dari sepak bola nan kita bangun kontinu ke Timnas Indonesia, ada emosi kita di sana," tutur Bung Towel.

"Kita merasa sepak bola kita berkontribusi terhadap prestasi Timnas Indonesia. Ada jerih payah keringat darah di sana. Kalau sekarang minta maaf, betul anak bangsa ada darahnya, ada keturunannya, tapi nan membesarkan mereka bukan sepak bola kita."

"Apakah itu salah alias benar? Tidak ada aturannya. Maka saya terganggu selama ini lantaran ketika saya mengkritisi, saya dicap anti. Iklim ini tidak sehat. Semoga momentum ini membikin suasana sepak bola kita jadi sehat," ungkapnya.