BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem nan diperkirakan terjadi dalam seminggu ke depan di sebagian besar wilayah Indonesia. Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani menjelaskan bahwa sejumlah aspek atmosfer menjadi pemicu utama cuaca ekstrem ini.
“Angin moonsun Asia nan tetap signifikan membawa banyak massa uap air ke wilayah Indonesia. Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial dan Kelvin nan tetap aktif semakin memperbesar kesempatan terbentuknya awan hujan, terutama di wilayah Tengah dan Timur Indonesia,” ujar Andri saat dihubungi, Senin (23/12).
Andri menambahkan bahwa kombinasi kejadian ini menciptakan kondisi nan mendukung terjadinya hujan lebat hingga sangat lebat, disertai angin kencang di beberapa wilayah. Kehadiran La Nina dalam intensitas lemah juga disebut turut berkontribusi pada peningkatan potensi cuaca ekstrem di Tanah Air.
“La Nina meskipun dalam kondisi lemah tetap memperkuat kesempatan hujan dengan intensitas tinggi. Selain itu, seruakan dingin nan berasal dari bagian bumi utara juga memperkuat pengaruh monsun Asia, nan akhirnya meningkatkan potensi cuaca signifikan dalam waktu dekat,” tambahnya.
BMKG memperkirakan bahwa sejumlah wilayah bakal mengalami hujan lebat dalam periode Natal dan Tahun Baru, antara lain sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, Kalimantan, sebagian Sulawesi, Maluku dan Maluku Utara dan Papua
“Masyarakat di wilayah-wilayah tersebut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama terhadap potensi banjir, longsor, dan angin kencang nan bisa terjadi akibat curah hujan tinggi,” jelas Andri.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk terus memantau info prakiraan cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti aplikasi mobile, website, maupun media sosial, guna mengantisipasi akibat cuaca ekstrem terhadap aktivitas sehari-hari, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
“Keselamatan adalah nan utama. Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari aktivitas di wilayah rawan musibah selama cuaca ekstrem berlangsung,” pungkas Andri. (S-1)