Anies Soal Rendahnya Partisipasi Pemilih Di Pilkada: Masyarakat Merasa Aspirasinya Tak Tersalurkan

Sedang Trending 3 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan menyoroti rendahnya tingkat partisipasi pemilih di pilkada serentak 2024, salah satunya di Jakarta. Dia mengatakan, salah satu penyebabnya lantaran masyarakat merasa aspirasinya tidak tersalurkan.

"Partisipasi itu bakal tinggi jika rakyat merasa aspirasinya tersalur. Bila aspirasinya tidak tersalurkan, maka rakyat apatis," kata Anies dalam obrolan di Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, pada Senin, 23 Desember 2024.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut diungkapkan Anies ketika menjawab pertanyaan salah satu peserta obrolan mengenai rendahnya partisipasi pemilih di pilkada serentak 27 November 2024 lalu. "Betul enggak, teman-teman? Bila (calon) nan diinginkan tidak diajukan, maka pertanyaan, 'buat apa saya ikut pilkada itu.' Itu kejadian nan muncul kan," ujar dia.

Dalam perihal ini, kata Anies, pekerjaan rumah ada di partai-partai politik. Menurut dia, partai-partai politik kudu memberikan ruang nan cukup agar aspirasi rakyat muncul dan tersalurkan.

Faktor penyebab kedua, kata Anies adalah kesempatan mendaftar bagi kandidat independen. Dia mengatakan, semestinya calon independen ditetapkan sesudah keputusan partai politik, bukan sebelum itu.

"Kalau sebelum, maka dia tidak bisa menjadi saluran alternatif. Kan fungsinya independen sama alternatif, bukan? Bila diinginkan rakyat, tapi tidak difasilitasi oleh partai, maka ada jalur independen," kata Anies. 

Jika demikian, kata dia, maka calon kandidat nan tidak ditampung oleh partai, tetapi diinginkan oleh rakyat, maka dia punya jalur untuk maju ke pilkada. "Dengan begitu, maka masyarakat bakal punya excitement, punya semangat, punya aspirasi nan tersalurkan di situ."

Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Mochamad Afifuddin mengatakan, rata-rata partisipasi pemilih dalam pilkada se-Indonesia hanya sekitar 68 persen. Di sisi lain, KPU mencatat partisipasi pemilih dalam pemilu 2024 mencapai 81,78 persen.

Di Jakarta, nomor partisipasi pemilih pada pilkada 2024 hanya sekitar 4,3 juta suara. Padahal, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 8,2 juta. Artinya, partisipasi pemilih berada di nomor 53,05.

“Kalau memang sekilas kami monitoring kemarin memang tingkat partisipasi di nomor 50-60 persennya,” kata Ketua KPUD Jakarta Wahyu Dinata di kantornya di Jakarta, pada Kamis, 28 November 2024.

Pada pilkada 2007 dan 2012, partisipasi pemilih tercatat sekitar 65 persen. Sedangkan ketika pilkada 2017, partisipasi pemilih lebih dari 70 persen.

Novali Panji berkontribusi dalam penulisan tulisan ini.