Alasan Garuda Indonesia Kembali Terpilih Jadi Maskapai Penerbangan Haji

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Universodelibros.com, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk alias Garuda Indonesia kembali terpilih menjadi maskapai penerbangan untuk keberangkatan dan pemulangan jemaah pada penyelenggaraan ibadah haji 2025. Garuda Indonesia lulus seleksi nan dilakukan Kementerian Agama dari empat kandidat maskapai lainnya meski tahun lampau mengalami banyak keterlambatan pesawat alias delay.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang, membenarkan adanya beragam hambatan nan dialami Garuda Indonesia ketika melayani jemaah haji pada 1445 Hijriah alias 2024 Masehi lalu. Ia mengatakan, DPR meminta Garuda agar meningkatkan pelayanannya.

Baca buletin dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami meminta pihak Garuda agar meningkatkan kemampuannya. Dan tahun ini kita merekomendasikan tidak dilayani oleh satu vendor penerbangan,” kata Marwan usai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VIII dengan pemerintah membahas biaya haji 2025, di gedung parlemen, Jakarta Pusat, pada Senin, 6 Januari 2025.

Garuda Indonesia memang tidak sendiri tahun ini. Kemenag juga menunjuk Lion Air Group sebagai maskapai penerbangan nasional dan Saudi Airlines sebagai maskapai luar negeri untuk melayani jemaah haji pada 2025. Selain itu, Citilink sempat menjadi pertimbangan, sebelum akhirnya menyatakan diri tidak mampu.

Marwan kemudian mengatakan Lion Air menjadi maskapai nasional lainnya nan mumpuni untuk terlibat dalam penyelenggaraan haji. “Lion Air nan menunjukkan kemampuannya, baik kesiapan pesawat untuk memberangkatkan (jemaah) maupun persediaan (pesawat). Kemudian, keahlian mereka melayani jemaah,” ujar dia.

Tahun lalu, ada setidaknya 157 dari 553 kloter penerbangan haji nan mengalami keterlambatan. Dari jumlah tersebut, sebanyak 72 kloter mengalami delay pada fase keberangkatan dan 85 kloter saat kepulangan. Temuan ini berasas hasil pertimbangan Komisi VIII DPR RI atas pelayanan penerbangan haji pada 2024.

“Ini cukup memecahkan rekor,” kata Ketua Panitia Kerja (Panja) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid, dalam RDP berbareng para kepala utama Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air Group, dan Saudi Airlines pada 2 Januari 2025.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, mengatakan Garuda telah menyiapkan 282 kloter dengan total 14 pesawat untuk pelayanan ibadah haji tahun ini. Selain itu, Garuda menyediakan satu Airbus 330 sebagai pesawat cadangan, nan menurut Wamildan berfaedah untuk mengantisipasi hal-hal tak terduga seperti delay.

Wamildan menyampaikan komitmen Garuda untuk meningkatkan jasa kepada jemaah haji, baik dalam embarkasi di Indonesia, selama penerbangan, maupun dalam jasa ketibaan dan keberangkatan di antara Indonesia dan Arab Saudi.

“Kami berkomitmen untuk melakukan perbaikan pada seluruh aspek armada haji, dengan nan pertama menggunakan own aircraft lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Kemudian nan kedua, penyediaan armada nan lebih muda dengan usia rata-rata 12 tahun, dibandingkan dengan usia rata-rata tahun lampau di 17 tahun,” kata Wamildan.

Sebelumnya di tahun lalu, Kemenag sempat melayangkan protes kepada Garuda perkara keterlambatan penerbangan. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief, saat itu menilai performa Garuda “sangat buruk” lantaran delay nan terus berulang.

“Kita protes keras Garuda Indonesia atas kembali terjadinya delay penerbangan jemaah haji Indonesia pada fase pemulangan. Delay lagi dan lagi. Berulang terus. Kita nilai keahlian Garuda Indonesia tahun ini sangat buruk, tidak profesional,” ujar Hilman pada 8 Juli 2024, seperti dikutip dari situs web Kemenag.