Ada Perayaan Natal Dan Tahun Baru, Penjualan Eceran Kembali Bergairah

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
Ada Perayaan Natal dan Tahun Baru, Penjualan Eceran Kembali Bergairah Pedagang menyiapkan paket parcel Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di pusat parcel Barito, Jakarta, Jumat (20/12/2024). Hingga H-5 Natal 2024, pedagang parsel menyatakan terjadi kenaikan penjualan hingga 30 persen.(MI/Usman Iskandar)

BANK Indonesia memperkirakan keahlian penjualan eceran meningkat pada Desember 2024. Hal itu tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Desember 2024 nan diperkirakan mencapai 220,3 alias secara tahunan tumbuh 1,0% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, peningkatan penjualan tersebut terutama berasal dari golongan suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.

"Secara bulanan, penjualan satuan diperkirakan terakselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,1% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,4% (mtm)," kata Denny dalam keterangan resmi, Jumat (10/1).

Ia menjelaskan golongan dengan pertumbuhan tertinggi adalah subkelompok sandang, diikuti golongan makanan, minuman, dan tembakau, serta suku cadang dan aksesori. Hal itu, ujarnya, sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat menjelang seremoni Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Pada November 2024, IPR tercatat 209,7 alias secara tahunan tumbuh 0,9% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Oktober 2024 sebesar 1,5% (yoy). Pertumbuhan ini didorong golongan bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang dan aksesori, serta makanan, minuman, dan tembakau.

Sementara itu, secara bulanan, penjualan satuan pada November 2024 mengalami kontraksi 0,4% (mtm), setelah mencatat kontraksi sebesar 0,01% (mtm) pada bulan sebelumnya. Denny menuturkan kebanyakan golongan mengalami kontraksi, terutama terjadi pada golongan peralatan budaya dan rekreasi, suku cadang dan aksesori serta makanan, minuman, dan tembakau.

"Hal ini disebabkan ole penurunan permintaan masyarakat akibat aspek cuaca nan menahan aktivitas masyarakat," ungkap Denny.

Sementara itu, golongan nan tercatat tetap tumbuh dan menjadi penopang keahlian penjualan satuan adalah peralatan info dan komunikasi, serta bahan bakar kendaraan bermotor.

Dari sisi harga, Denny menjelaskan tekanan inflasi tiga bulan nan bakal datang pada Februari 2025 diperkirakan meningkat. Sementara inflasi 6 bulan nan bakal datang pada Mei 2025 diproyeksikan menurun.

Hal itu tecermin dari perkiraan Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Februari 2025 sebesar 160,2, lebih tinggi dibandingkan dengan IEH pada periode sebelumnya sebesar 157,8, sejalan dengan rata-rata historis kenaikan nilai menjelang bulan Ramadan dalam tiga tahun terakhir.

Sementara itu, IEH Mei 2025 tercatat sebesar 151,1, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya nan sebesar 165,4 seiring dengan normalisasi permintaan pasca-Idulfitri. (Ins/E-2)